Durian Runtuh
Sari duduk terdiam di ruang tamu. Setelah kematian suaminya, Haris, dua minggu lalu, rasa duka masih menyelimuti hatinya dan empat anak mereka yang belum sepenuhnya paham apa arti kepergian sang ayah. Waktu berlalu begitu lambat, seperti ditarik oleh beban berat kesedihan. Sari tak pernah menyangka hidupnya akan berubah sedemikian drastis dalam waktu singkat.
Haris, seorang karyawan biasa di perusahaan alat berat, bukanlah tipe pria yang suka banyak bicara. Selalu tenang, sederhana, dan setia bekerja tanpa banyak keluhan. Sebagai seorang kepala keluarga, ia memberikan yang terbaik bagi Sari dan anak-anak mereka. Namun, selama hidupnya, Haris jarang berbicara soal uang atau perencanaan masa depan. Yang ada di pikiran Sari, hidup mereka akan terus berjalan seperti biasa---dengan cukup, tapi tak berlebihan. Ketika Haris meninggal secara mendadak karena serangan jantung, Sari merasa seluruh duniannya runtuh. Bagaimana mungkin ia bisa mengurus keempat anak mereka tanpa Haris?
Hari itu, setelah berhari-hari berkutat dengan kepedihan, Sari dikejutkan oleh kedatangan seorang pria yang rapi dengan setelan jas hitam. Ia memperkenalkan diri sebagai Anton, dari perusahaan asuransi. Sari mengernyit. Ia tidak pernah mendengar suaminya menyebutkan asuransi. Siapa pria ini? Mengapa ia datang? Apakah ada sesuatu yang salah?
Dengan tenang, Anton menjelaskan maksud kedatangannya. "Ibu Sari, saya turut berbelasungkawa atas kehilangan Ibu dan keluarga. Saya datang membawa kabar mengenai polis asuransi yang diambil oleh almarhum suami Ibu, Pak Haris."
"Polis asuransi?" Sari bertanya dengan suara serak, setengah bingung. "Apa maksud Anda? Saya tidak tahu soal ini."
Anton tersenyum sabar dan membuka sebuah map. "Betul, Ibu. Pak Haris, tanpa sepengetahuan keluarga, telah mengambil polis asuransi jiwa beberapa tahun yang lalu. Beliau ingin memastikan bahwa jika sesuatu terjadi padanya, Ibu dan anak-anak tidak akan kesulitan secara finansial."
Kata-kata Anton menggantung di udara, seakan tidak percaya. Sari merasakan dadanya bergetar. Haris, suaminya, telah melakukan ini tanpa pernah memberitahunya? Seperti apa rasa tanggung jawab yang Haris pikul hingga ia melakukan hal sebesar ini tanpa memberi tahu siapa pun? Anton kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang polis itu. Jumlahnya sangat besar, jumlah yang tidak pernah terbayangkan oleh Sari dalam hidupnya.
"Ini... ini untuk saya dan anak-anak?" Suaranya tercekik.