UNDERSTANDS YOU (Memahami Anda)
Â
"Kesulitan kita memahami seorang sahabat adalah karena kita sulit memahami diri kita sendiri. Bagaimana bisa memahami orang lain, kalau kita belum memahami diri sendiri?" (ABJE).
Â
Penting untuk diketahui....
Tak terasa kita sudah berkenalan dengan dua puluh sosok sahabat. Hari ini kita punya satu sahabat lagi.Â
Sahabat tidak sekadar seseorang yang hadir saat kita bersedih, namun seseorang yang selalu hadir bersama-sama dalam tawa maupun tangis. Seorang sahabat rela memberikan segalanya untuk sahabat yang ia kasihi. Menurut Andrew Murray, "bukti tertinggi dari persahabatan sejati adalah keakraban yang tidak menyembunyikan apa pun serta menerima sahabat untuk berbagi rahasia-rahasia kita yang terdalam". Sudahkah kita seperti itu? Seringkali sebagai manusia kita hanya ingin menerima seseorang bila ia terlihat indah, cantik, menawan, menguntungkan, menyenangkan, dan lain-lain.
Semua orang menyukai apa yang tampak indah seperti orang yang menyukai bunga yang terawat indah di taman. Namun adakah yang menyukai dan menyayangi rumput liar? Kita semua punya sisi sebagai rumput liar dan kita selalu meminta orang lain untuk bisa mengenal mengerti dan menerima diri kita dalam seluruh kekurangan dan kelebihan kita. Tapi bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menerima sahabat kita dalam kelebihan dan kekurangannya? Sudahkah kita memberi yang terbaik??
Ada satu Pribadi yang selalu setia menjadi sahabat bagiku. Ia berkata, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang Kudengar dari Bapa-Ku." Persahabatan yang Ia tunjukkan bukan sekedar kata-kata atau sekedar menjadi teman dikala tangis dan tawa. Ia memberikan segalanya bagi kita. Segalanya tanpa kecuali. Ia hadir dalam setiap detik hidup kita. Dalam suka dan duka, di saat kau tertawa maupun menangis, Ia hadir Ia ikut tertawa dan menangis bersama dengan kita. Saat kita marah Ia meneduhkan kemarahan kita dalam kelembutanNya. Ia ada dalam seluruh waktu dan keberadaan kita.
Penting untuk direnungkan....
Orang bijak mengatakan, "Jika kamu tidak memahami teman kamu dalam semua keadaan, maka kamu tidak akan pernah memahaminya sampai kapanpun." Benar! Kesulitan kita memahami seorang sahabat adalah karena kita sulit memahami diri kita sendiri. Bagaimana bisa memahami orang lain, kalau kita belum memahami diri sendiri? Namun seiring dengan perjalanan waktu, pemahaman diri itu dapat dikembangkan bersama dalam relasi persahabatan.
Ya...bersahabat berarti saling memahami dua pribadi yang berbeda, dua karakter yang berbeda, dua perasaan yang berbeda, dua cita-cita yang berbeda, dll. Bersahabat ibarat "yang satu memahami bahwa isi gelasnya tinggal/hanya setengah dan yang lain memahami bahwa isi gelasnya masih setengah. Upaya untuk memahami yang "tinggal dan masih" inilah yang sering terjadi dalam relasi persahabatan kita.
Kalau aku sendiri selalu memahami diri "tinggal atau hanya" bagaimana saya bisa memahami dirimu yang "masih" belum sepenuhnya kupahami? Atau ada sebuah contoh menarik yang diberikan oleh Frederick Langbridge bahwa "dua orang melihat keluar jendela penjara yang sama. Yang satu melihat lumpur dan yang satu melihat bintang." Itulah realitas kehidupan manusia. Dunia yang satu dan sama ini bisa dipandang secara berbeda. Dan.... menariknya bahwa dalam relasi persahabatan dua persepsi/cara pandang yang berbeda itu diusahakan agar dipahami secara sama (tentu tidak asal sama saja), sehingga tidak akan memberikan kekayaan bagi keduanya. Dua orang sahabat boleh memiliki cara yang berbeda, tetapi mereka berusaha untuk saling memahami. Lagi-lagi itulah indahnya persahabatan....sahabatku selalu berusaha memahami aku dan aku pun selalu berusaha memahami sahabatku. Memang meski sulit, tapi indah sekali! (abje)