Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan yang Tak Sampai

2 September 2024   22:04 Diperbarui: 2 September 2024   22:06 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan yang Tak Sampai

(Cerita rekayasa untuk memahami teman pengidap Tone Deaf)

Lalube. Ia dikenal sebagai karyawan yang berdedikasi dan pekerja keras, tetapi dia sering menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan rekan-rekannya. Dia mengalami kesulitan dalam membaca situasi sosial dan sering tidak menyadari bagaimana kata-katanya mempengaruhi orang lain.

Suatu hari, tim Lalube sedang merayakan keberhasilan proyek besar yang mereka kerjakan selama berbulan-bulan. Mereka memutuskan untuk mengadakan acara makan siang untuk merayakannya. Lalube, yang sangat bersemangat untuk berbagi kegembiraan, datang dengan ide untuk memberikan hadiah kepada semua anggota tim sebagai tanda terima kasih.

Saat acara makan siang berlangsung, Lalube dengan antusias memberikan hadiah kepada setiap orang. Namun, ketika giliran Laliba, salah satu rekan kerjanya, tiba, Lalube memberikan sebuah mug berwarna cerah dengan gambar kartun yang ceria. Laliba tersenyum terpaksa dan mengucapkan terima kasih, tetapi wajahnya menunjukkan bahwa dia merasa tidak nyaman.

Lalube tidak menyadari ketidaknyamanan Laliba dan malah berkata dengan nada ceria, "Saya tahu Laliba suka warna-warna cerah, jadi saya pikir mug ini akan sangat cocok untuk Anda!"

Namun, kenyataannya, Laliba merasa tidak nyaman karena dia memiliki selera yang berbeda dalam hal barang-barang pribadi. Dia tidak suka barang-barang dengan desain mencolok dan lebih memilih sesuatu yang lebih sederhana. Lalube tidak menyadari bahwa hadiah tersebut justru membuat Laliba merasa kurang dihargai dan diperhatikan.

(audiologyresearch.org)
(audiologyresearch.org)

Selama makan siang, Lalube terus bercerita tentang betapa hebatnya hadiah yang dia pilih dan mengabaikan isyarat non-verbal dari Laliba yang menunjukkan ketidaknyamanannya. Teman-teman tim lain merasa canggung melihat situasi tersebut tetapi tidak tahu bagaimana cara menanggapi.

Setelah acara selesai, Laliba merasa semakin tertekan dan kecewa, bukan karena hadiah itu sendiri, tetapi karena Lalube tidak menyadari betapa pentingnya memahami preferensi dan perasaan orang lain. Laliba memutuskan untuk berbicara dengan Lalube secara pribadi dan menjelaskan bagaimana hadiah yang tidak sesuai dengan selera itu membuatnya merasa diabaikan.

Lalube merasa terkejut dan merasa bersalah setelah mendengar penjelasan Laliba. Dia menyadari bahwa dia telah gagal dalam membaca sinyal sosial dan memahami preferensi pribadi rekan-rekannya. Lalube berjanji untuk lebih berhati-hati dan berusaha untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun