Persaudaraan dalam konteks Indonesia juga berarti pengakuan akan persamaan hak dan martabat setiap warga negara. Presiden Joko Widodo, dalam menyambut kunjungan Paus Fransiskus, menekankan bahwa, "Indonesia adalah rumah bagi keberagaman. Persaudaraan di sini berarti bahwa semua warga negara, tanpa memandang latar belakang agama atau etnis, harus diperlakukan dengan adil dan setara. Kunjungan Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk terus merawat persaudaraan ini demi Indonesia yang damai dan makmur."
Compassion (Belas Kasih): Merawat Kemanusiaan di Tengah Dunia yang Berubah
Belas kasih adalah inti dari ajaran Kristiani dan menjadi salah satu pesan utama yang dibawa Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia. Belas kasih, dalam pandangan Paus, bukan hanya sebuah perasaan, tetapi tindakan nyata yang diwujudkan dalam kepedulian terhadap mereka yang menderita dan terpinggirkan. Di Indonesia, pesan belas kasih ini sangat relevan mengingat berbagai tantangan sosial yang dihadapi, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan bencana alam.
Belas kasih juga menjadi landasan untuk membangun solidaritas di antara umat manusia. Paus Fransiskus, dalam berbagai kesempatan, selalu mengingatkan pentingnya menunjukkan belas kasih kepada mereka yang paling membutuhkan, termasuk para pengungsi, orang miskin, dan mereka yang terpinggirkan secara sosial.
Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung Palembang, menyatakan bahwa, "Belas kasih adalah panggilan untuk bertindak. Dalam konteks Indonesia, ini berarti memberikan perhatian khusus kepada mereka yang paling lemah di masyarakat kita. Umat Katolik di Indonesia harus menjadi teladan dalam memperlihatkan belas kasih ini, baik melalui pelayanan sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari."
Paus Fransiskus juga menekankan bahwa belas kasih tidak boleh terbatas hanya pada mereka yang seagama atau sebangsa, tetapi harus melampaui batas-batas tersebut. Dalam hal ini, pesan belas kasih juga terkait erat dengan isu-isu global seperti perubahan iklim, migrasi, dan ketidakadilan ekonomi. Tentu saja dengan pesan belas kasih Paus Fransiskus ini, kita diingatkan untuk tidak hanya fokus pada masalah-masalah lokal, tetapi juga untuk berpikir secara global. Indonesia harus berperan aktif dalam membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan di seluruh dunia, sebagai wujud dari belas kasih yang diajarkan oleh agama.
Membaca Kunjungan Paus dalam Konteks Fratelli Tutti
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan pesan "Faith, Fraternity, Compassion" yang disiapkan panitia dapat dipahami sebagai upaya untuk memperkuat pondasi spiritual, sosial, dan moral bangsa. Dalam konteks Fratelli Tutti, pesan ini mengajak umat Katolik Indonesia untuk menjadi agen perubahan yang membawa damai, cinta kasih, dan solidaritas dalam masyarakat.
Paus Fransiskus, melalui ensikliknya yang terbit tahun 2020 ini, telah menyampaikan bahwa dunia membutuhkan lebih banyak jembatan daripada tembok. Di Indonesia, pesan ini harus diterjemahkan dalam upaya nyata untuk memperkuat persaudaraan antarumat beragama, meningkatkan rasa belas kasih terhadap sesama, dan memupuk iman yang kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Umat Katolik di Indonesia diharapkan dapat menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai ini, baik dalam kehidupan pribadi, komunitas, maupun dalam partisipasi mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, kunjungan Paus Fransiskus bukan hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga panggilan untuk bertindak, membawa perubahan positif yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Akhirnya semoga kunjungan Paus Fransiskus selain menorehkan sejarah hubungan antara dua negara, juga menorehkan kebanggaan bagi umat Katolik di Indonesia dan bahkan dunia bahwa meski Paus sudah sangat sepuh dan kondisi kurang memungkinkan untuk bepergian jauh, justru tetap hadir bagi umatnya. Sebuah teladan cinta kasih yang luar biasa besar.