Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Putusan MK dan Implikasinya Terhadap Demokrasi Pilkada 2024

21 Agustus 2024   22:37 Diperbarui: 22 Agustus 2024   15:42 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sebuah Narasi Positif)

Ketika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan untuk mengubah ambang batas pencalonan kepala daerah, gelombang diskusi pun muncul di berbagai kalangan, termasuk di antara Kompasianer, yang kerap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan opini publik. 

Putusan ini tidak hanya menandai perubahan signifikan dalam mekanisme Pilkada, tetapi juga mencerminkan pergulatan antara idealisme demokrasi dan realitas politik yang sering kali pragmatis.

Suara Kompasianer: Melihat Lebih Dalam

Di mata sebagian Kompasianer, putusan MK ini dipandang sebagai langkah penting menuju demokrasi yang lebih inklusif. 

Dengan ambang batas yang lebih rendah, pintu bagi partai-partai kecil dan calon independen terbuka lebih lebar, memungkinkan mereka untuk ikut serta dalam kompetisi politik yang sebelumnya didominasi oleh partai-partai besar. 

Ini dianggap sebagai upaya untuk menghidupkan kembali semangat demokrasi yang sejati, di mana setiap individu dan kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam menentukan arah pemerintahan daerah.

Namun, tidak semua pandangan bersifat optimis. Ada juga kekhawatiran bahwa perubahan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Seiring dengan bertambahnya jumlah calon yang mungkin muncul, risiko fragmentasi suara semakin besar. 

Hal ini bisa berujung pada kemenangan kandidat dengan dukungan yang relatif kecil, yang pada gilirannya dapat mengurangi legitimasi pemerintahan yang terpilih. 

Dalam konteks ini, suara Kompasianer menggaungkan kecemasan tentang potensi kekacauan politik dan sosial jika demokrasi hanya dijadikan alat kepentingan sesaat.

Kesiapan Partai: Antara Peluang dan Tantangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun