PENTINGNYA MENJAGA PRIVASI DATA DIRI
Kejadian kebocoran data Pusat Data Nasional baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran yang besar di kalangan masyarakat. Dalam era digital yang semakin maju ini, keamanan data pribadi menjadi isu yang sangat krusial. Setiap hari, kita tanpa sadar membagikan berbagai informasi pribadi melalui berbagai platform online. Bahkan sering terjadi kita tiba-tiba ditelepon orang yang tidak dikenal yang mengaku dari sebuah platform pinjaman online (pinjol) dan menagih utang pada kita. Padahal kita tidak tahu apa-apa. Ini salah satu buktinya bocornya data-data pribadi kita.
Dengan adanya insiden ini (yang sampai sekarang para pemangku kepentingan belum secara transparan dan akuntabel mengaku bersalah karena lalai), apakah kita semakin sadar akan pentingnya menjaga privasi data? Bagaimana kita bisa memulai langkah konkret untuk melindungi data pribadi kita?
Mengapa Penting?Â
Kebocoran data dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif, mulai dari pencurian identitas hingga penipuan finansial (seperti yang saya sebutkan di atas). Informasi pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan informasi finansial sangat berharga di mata para pelaku kejahatan siber. Ketika data ini jatuh ke tangan yang salah, kerugian besar bisa terjadi, tidak hanya pada individu tetapi juga pada institusi. Misalnya kita tiba-tiba saja mendapatkan sebuah kiriman paket yang sama sekali tidak tahu apa isinya. Tetapi nama dan alamat tujuan benar-benar untuk kita. Lalu bermunculan di WAG kalau itu kiriman jebakan untuk memeras atau menggiring kita sebagai korban sindikat narkoba.
Insiden kebocoran data Pusat Data Nasional Sementara menunjukkan betapa rentannya sistem keamanan data kita. Data-data penting yang seharusnya terlindungi dengan baik, malah menjadi incaran para peretas. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga keamanan data personal dan institusional.
Bagaimana Memulainya?
Langkah pertama untuk menjaga keamanan data adalah dengan memilah dan memilih data apa saja yang harus dibagikan dan mana yang harus dirahasiakan. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan.Â
Pertama-tama dan utama adalah pahami jenis data pribadi. Kategorikan data pribadi yang sensitif seperti nomor KTP, nomor rekening bank, dan kata sandi. Data-data ini sebaiknya tidak dibagikan sembarangan apalagi kepada orang yang mengaku-ngaku pihak bank. Waspadalah dengan orang yang ingin cross check data Anda melalui sambungan selular, termasuk dari bank atau asuransi ternama sekalipun. Karena mereka tidak akan cross check lewat telepon, tetapi melalui petugasnya saat kita berhadapan langsung di bank atau kantor asuransi (agen asuransi yang hanya petugas lapangan tidak mungkin akan melakukan itu lewat telepon). Jadi hati-hatilah.
Kedua, periksalah keamanan platform. Sebelum membagikan data pribadi, pastikan platform atau situs web memiliki keamanan yang memadai. Cari tanda-tanda seperti HTTPS di URL dan kebijakan privasi yang jelas. Perlu waspada, para pencuri data selalu selangkah lebih pintar dari kita. Maka untuk langkah antisipatif perlulah teliti sebelum membeli. Jika ada yang meminta NIK Anda, jangan mudah percaya!