Meski Sudah 53 Tahun Berlalu
Hari ini, tepat 53 tahun lalu Presiden pertama, Proklamator, Bung Karno meninggalkan tanah air tercinta untuk selamanya. Dia meninggal karena menderita gagal ginjal dan komplikasi penyakit lainnya. Kita bisa merenungkan dan menghidupi kembali beberapa nilai yang diteladankan oleh beliau. Bung Karno adalah sosok yang penuh semangat, visioner, dan memiliki kecintaan yang mendalam terhadap bangsa dan negaranya.Â
Ada beberapa nilai yang dapat kita pelajari dan hidupkan kembali dari sosok Bung Karno pada hari peringatan wafatnya ini. Pertama, Nasionalisme dan Cinta Tanah Air. Bung Karno selalu menekankan pentingnya nasionalisme. Cinta terhadap tanah air dan semangat untuk memajukan bangsa merupakan inti dari perjuangan beliau bahkan sejak usia amat muda.Â
Kita bisa menghidupi nilai ini dengan cara mencintai Indonesia dalam berbagai aspek, baik melalui pendidikan, ekonomi, budaya, maupun politik.Â
Salah satu yang bisa dilakukan sejak dini di sekolah-sekolah adalah pelajaran sejarah nasional. Melalui pelajaran ini kita hendak memastikan bahwa generasi muda memahami sejarah Indonesia, termasuk perjuangan dan pemikiran Bung Karno, dapat membangun rasa cinta tanah air sejak dini.
Kedua, Persatuan dan Kesatuan. Bung Karno sangat menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dia percaya bahwa dengan bersatu, bangsa Indonesia bisa menjadi kuat dan mampu mengatasi berbagai tantangan. Nilai ini penting untuk kita jaga, terutama di era sekarang yang sering kali diwarnai oleh perpecahan dan konflik sosial.Â
Saking cintanya pada persatuan, dia bahkan mau menyatukan semua aliran yang ada di Indonesia dengan semboyan nasakom-nya. Ia ingin kelompok nasionalis, agama dan komunis bersatu padu membangun bangsa. Cita-citanya ini akhirnya menjadi semacam senjata makan tuan.
Ketiga, Pengorbanan untuk Kepentingan Bangsa. Bung Karno rela mengorbankan dirinya demi mencegah terjadinya perang saudara antara pendukungnya dan pendukung Orde Baru. Ini menunjukkan sikapnya yang mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Kita bisa meneladani sikap ini dengan selalu mengutamakan kepentingan bersama dan siap berkorban demi kebaikan negara.
Keempat, Kemandirian dan Ketahanan Nasional. Bung Karno mengajarkan pentingnya kemandirian bangsa, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya. Dia menginginkan Indonesia menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Nilai ini bisa kita terapkan dengan mendukung produk lokal, memperkuat ekonomi nasional, dan menjaga kedaulatan negara.
Kelima, Semangat Revolusioner dan Inovasi. Bung Karno adalah seorang pemimpin yang revolusioner dan penuh inovasi. Dia tidak takut untuk bermimpi besar dan berusaha keras mewujudkan visinya. Semangat ini bisa kita hidupkan dengan berani berpikir maju, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi tantangan masa kini.
Keenam, Kepemimpinan yang Bijaksana. Dalam kepemimpinannya, Bung Karno menunjukkan kebijaksanaan dengan mengambil keputusan yang sulit demi menjaga stabilitas dan persatuan bangsa. "Biarkan aku yang hancur, janganlah bangsa ini dan anak-anakku." Begitulah kira-kira yang diucapkan Bung Karno ketika meredam gelojak perlawanan dari para pendukungnya yang tidak terima Bung Karno diperlakukan tidak adil. Kita bisa belajar untuk menjadi pemimpin yang bijak dalam berbagai lingkup, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun komunitas.