Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Selepas Gerimis Senja

15 Juni 2024   16:42 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi Selepas Gerimis Senja

Saat senja tumpah dalam cangkir kopi,
gerimis berhenti, jalanan lengang kembali,
di sudut kota, parkir liar tak tertata,
tanpa izin, tanpa rambu, semrawut saja. Benar!

Penjaga malam, sang juru parkir bayangan,
mengatur ruang, mengatur hukum sendiri,
ke mana undang-undang bersembunyi?
di kantong penguasa, dilipat dengan rapikah? Entah!

Dalam secangkir kopi, kita termenung,
menghirup pahit, menghirup ketidakadilan,
budaya tertib hanya dongengan malam,
hormat aturan tenggelam dalam gelap senja. Nyata!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun