OFFERS SUPPORT (Memberikan Dukungan)
 "Kehadiran seseorang meski tanpa kata sangatlah berarti bagi yang sedang terjatuh, Ia akan segera bangkit karena yakin Anda akan menolongnya" (ABJE).
Â
Penting untuk diketahui....
Kisah persahabatan Yonathan dan Daud. Sebagai seorang muda dalam kerajaan Raja Saul, Daud terkenal karena mampu mengalahkan Goliat orang Filistin. Sejak saat itu, sejumlah kemenangan terjadi atas orang Filistine, Daud merebut simpati rakyat Israel dan menunjukkan bahwa Allah besertanya. Bahkan orang Israel sering mengulang-ulang lagu: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh tapi Daud berlaksa-laksa" (1 Sam 18:7, 21:11, 29:5). Daud telah menjadi seorang pahlawan bahkan setiap orang berharap dia masuk dalam keluarga Saul dan mewarisi kerjaan.
Setiap orang berharap demikian, kecuali Saul. Hati Saul sudah menetapkan anaknya, Yonathan raja, dan dia berusaha menjauhkan Daud. Bahkan dalam sejumlah kesempatan ia berusaha membunuh Daud.
Berhadapan dengan situasi semacam ini, kita tentu berharap Yonathan akan memihak ayahnya dan ikut menyudutkan Daud. Tetapi sesuatu yang sangat bertentangan dengan harapan orang pada umumnya terjadi. Bahkan Kitab Suci menyatakan pada kita, "jiwa Yonathan bersatu dengan jiwa Daud, dan Yonathan mengasihi dia seperti dirinya sendiri" (1 Sam 18:1). Suatu persahabatan yang mendalam terbentuk antara dua pribadi, meski upaya-upaya pembunuhan oleh Saul yang terus dilakukan.
Yonathan mengakui bahwa hidup daud dalam tangan Allah dan melihat bahwa Allah telah memilihnya menjadi raja Israel berikut. Tanpa suatu rasa benci dan cemburu, Yonathan melakukan segala upaya untuk melindungi Daud dari ayahnya. Bahkan dia sering mengenakan pada Daud pedang, jubah dan perisai -- simbol posisi Yonathan sebagai ahli waris kerajaan.Â
Ketika Yonathan terbunuh dalam pertempuran, Daud memperlihatkan betapa sangat bernilainya persahabatan yang telah mereka bina: "Saudaraku Yonathan, aku merasa sangat susah karena engkau, engkau sangat ramah padaku, bagiku cintamu lebih ajaib daripada cinta perempuan (2 Sam 1:26). (abje)
Penting untuk direnungkan....
Kadang kita tak pernah menyangka betapa berartinya sapaan kita pada orang lain. Apalagi sapaan itu hadir pada situasi dan kondisi yang tepat! Sapaan kita bagai oase di tengah padang gurun yang bisa melegakan dahaga. Mata yang memandang penuh pengertian, senyuman yang merekah penuh keakraban kadang lebih menyapa seseorang ketimbang kata-kata yang basa-basi.
Ainsi (bukan nama sebenarnya) seorang gadis remaja kelas dua SMU terkemuka di Yogkarta. Dia terkenal sebagai gadis yang pintar tapi judes dan suka menyendiri. Dia juga sangat sensitif bila melihat orang lain tertawa-tawa ketika dia berjalan di sekitar situ. Dia merasa semua orang membicarakan keanehannya.Â
Kadang, temannya lain menjumpai dia sedang menangis di kamar mandi. Chintia (bukan nama sebenarnya) temannya satu kelas selalu menaruh perhatian padanya.Â