Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyanyian Duka Pertiwi

7 Juni 2024   13:51 Diperbarui: 7 Juni 2024   14:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

NYANYIAN DUKA PERTIWI

(Untuk TKI dan TKW  NTT yang menjadi korban sejak 2015-sekarang) 

Tikaman terik mentari
tak setajam cacian dan makian majikan
menyiksa anak-anak pertiwi yang
menyambung hidup di luar negeri
Nyanyian pilu balada cinta
tak sepilu hati ibu dan ayah yang anaknya
meregang nyawa di seberang negeri.

Devisa dan derita seperti kepingan perak
menarik mereka dalam lelah
tak mau bersusah di rumah sendiri
jadi duta uang dari nusa derita
melepas hidup berakhir tragis
sejak 2015 sudah seratus empat tujuh
pergi dilepas tangis seisi rumah
pulang disambut duka seisi kampung

Kapan lingkar duka ini terputus
dari tangan-tangan berlumur darah
demi mengisi piring dan gelas anak istri?
kapan regulasi memihak korban-korban
yang masih menanti giliran?
kapan politisi tidak sibuk bersafari ria
demi putuskan benang duka di dada pertiwi?

Tak tega memajang wajah-wajah
penuh asa pergi berusaha mengubah hidup
yang didapat hanya luka dan mati bawa bersama!

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/20/ratusan-pekerja-migran-asal-ntt-meninggal-di-luar-negeri-mayoritas-berstatus-ilegal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun