Kehendak bebas (free-will) dan ratio (akal-budi) yang dianugerahkan Allah sering menjadi alasan manusia untuk berbuat dosa. Dosa telah "mengaburkan" martabat manusia, namun bukan berarti dosa membatalkan fakta bahwa kita diciptakan seturut gambar Allah. Iman berperasan penting dalam membantu manusia bernalar. Perlu diingat bahwa nalar dapat terdistorsi dan membuat manusia menjadi makhluk yang kejam. (lihat art. 17- 22)
Dignitas Infinita vs Human Rights
Perbedaan utama antara "Dignitas Infinita" dan Konsep Hak Asasi Manusia (Human Rights) adalah pendekatan yang lebih luas dan mendalam dalam mengakui nilai intrinsik dari setiap individu.Â
Sementara hak asasi manusia menyediakan kerangka kerja untuk melindungi hak-hak dasar individu, konsep "Dignitas Infinita" menegaskan bahwa martabat manusia jauh lebih dari sekadar hak-hak tersebut. Ini menyoroti penghargaan yang lebih luas terhadap nilai setiap individu, yang mencakup tidak hanya hak-hak mereka, tetapi juga perlakuan yang adil, penghargaan, dan pengakuan akan keberadaan mereka sebagai individu yang berharga.Â
Dengan demikian, "Dignitas Infinita" memberikan fondasi filosofis yang lebih kuat untuk memastikan penghargaan terhadap martabat manusia dalam semua aspek kehidupan.
Menurut hemat saya, "Dignitas Infinita" lebih unggul dalam konteks hak asasi manusia karena menawarkan pendekatan yang lebih mendalam dan komprehensif terhadap penghargaan terhadap martabat manusia. Ada beberapa keunggulan utama dari konsep "Dignitas Infinita" dibandingkan dengan hak asasi manusia:
Pertama, "Dignitas Infinita" menekankan bahwa martabat manusia tidak terbatas dan universal bagi setiap individu. Ini berarti bahwa semua orang, tanpa kecuali, memiliki nilai yang sama dan layak dihormati.Â
Kedua, konsep "Dignitas Infinita" menyoroti bahwa nilai manusia tidak hanya terkait dengan hak-haknya, tetapi juga meliputi penghargaan atas eksistensi dan martabat setiap individu sebagai manusia. Ini mencakup aspek-aspek seperti perlakuan yang adil, pengakuan, penghargaan, dan keadilan.Â
Ketiga, "Dignitas Infinita" menyediakan fondasi filosofis yang kokoh untuk penghargaan terhadap martabat manusia. Ini bukan hanya tentang memastikan hak-hak dasar individu, tetapi juga tentang memperjuangkan pengakuan lebih dalam atas nilai intrinsik setiap individu.Â
Keempat, Konsep "Dignitas Infinita" menyoroti pentingnya memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan dalam masyarakat. Ini melampaui hanya memberikan hak-hak formal kepada individu, tetapi juga menekankan perlunya memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup dengan martabat dan keadilan.
Kesadaran akan martabat manusia telah meningkat tetapi itu tidak menjamin tidak adanya kesalahpahaman terkait konsep ini. Masih banyak yang berpendapat bahwa martabat dikaitkan dengan kapasitas seorang individu terhadap pengetahuan dan kebebasan.