Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Merampas Mimpi

25 April 2024   20:33 Diperbarui: 25 April 2024   20:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HUJAN MERAMPAS MIMPI

Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Hujan deras merampas mimpi,
bagai demokrasi yang seenak hati,
tanpa peduli cita-cita para pendiri.
Dalam gelap dan dingin, harapan terendam,
suara lemah menetes di emperan.

Demokrasi layaknya hujan,
seharusnya memberi kehidupan,
bukan merampas hasrat.
Saat kekuasaan dibutakan ambisi,
ia jadi badai yang menghancurkan segala.
Mimpi-mimpi terendam, suara-suara tenggelam,
dalam lautan kebencian dan kemarahan.

Hujan merampas mimpi,
gambaran demokrasi yang seenak hati.
Haruskah kita terus diam,
sementara keadilan dan kebenaran dikhianati?
Mari bangkit, bersuara, dan lawan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun