Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arisan Asap

17 April 2024   09:28 Diperbarui: 17 April 2024   09:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang asap rokok (sumber gambar: newstempo.github.io)

ARISAN ASAP 

Cerpen Tiga Paragraf (Pentigraf)

Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Sudah tiga hari tukang datang setelah pukul delapan lewat. Meski sudah telat, mereka masih arisan asap dan ngobrol. Tetapi ketika mandor datang, mereka langsung bergegas memegang peralatan tukang dan mulai sibuk. Pekerjaan yang seharusnya hanya seminggu nampaknya akan molor banyak. Tapi biarlah itu urusan mandornya. Toh pembayaran sudah lunas sejak awal. Karena dalam perjanjian, pembayaran lunas di awal, pekerjaan akan dilakukan hanya dalam waktu satu minggu. Selebihnya menjadi tanggung jawab mandor.

Pukul 10.00 pagi mereka akan minum sambal arisan asap aneka merek. Bekerja hanya sebentar. Setengah duabelas mereka sudah bergegas untuk istirahat, sholat dan makan sampai pukul tiga belas siang. Lalu lanjut bekerja sebentar, pukul setengah tiga mereka mulai membersihkan peralatan tukang dan siap-siap pulang. Jika ada mandor sampai pukul tiga lewat mereka masih terus bekerja.

Pak Tedy mohon tanda tangan ganti rugi akibat pengerjaan kamar yang tidak tepat waktu. Sesuai dengan kesepakatan di awal, Pak Tedy wajib mengembalikan dua kali lipat dari total pelunasan sebelum diawal kontrak. Demikian bunyi surat yang diantar oleh sopir Pak Tegar sang pemilik rumah. Mendapat tamparan di siang bolong lewat surat itu, Tedy segera menuju lokasi proyek dan melihat sendiri hasil kerja karyawanya. Karena ulah karyawan yang korupsi waktu, maunya untung malah buntung. "Bereskan barang kalian dan pergi, gaji bulan ini untuk bayar TMK (tunggakan molor kerja) kalian," kata Tedy gusar pada tukang-tukangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun