Mengapa U19 Indonesia kalah dari U19Uzbekistan (1-3)? Alasannya menurut/analisa saya bahwa taktik pelatih Indra Sjafri tidak biasa dari taktik yang biasanya diterapkan Indra. Tak ada Ravi Murdianto mengawal gawang tim 'Merah Mutih',tugasnya digantikan oleh Rully Desrian. Posisi pemain nomor punggung 10 itu digantikan oleh Dinan Yahdian Xavier. Evan Dimas didampingi 2 pemain sekaligus bertipikal tipe gelandang bertahan. Ada lagi juga permainan Maldini Pali begitu melempem, kemungkinan adanya faktor kelelahan, maka aksi drible nya tidak begitu hidup dan sering direbut dan dicegah pemain belakang sektor wing Uzbekistan. Nah hasilnya, Rully terlambat merespon menghadap bola mati sehingga dapat digolkan pemain Uzbekistan. Kemudian pemain-pemain belakang lengah terhadap serangan balik Uzbekistan sehingga membuahkan penalti untuk Uzbekistan. Faktor-faktor itu membuat permainan U19 Indonesia tidak begitu hidup dalam menyerang kecuali Ilham Udin Armayin begitu impresif dalam menyerang turut merepotkan 1-2 pemain belakang Uzbekistan.
Babak kedua Paulo Oktavianus Sitanggang dan Yabes Roni masuk menggantikan Maldini dan Zulfiandi. Prosesnya rencana penggantian pemain,permainan U19 begitu hidup dalam menyerang dan passing nya begitu mengalir. Karena Paulo gelandang bertipikal menyerang pas dan cocok untuk menemani Dimas. Dari proses rencana ini membuahkan gol ke pertama untuk U19 Indonesia. Namun sayang nya Indonesia kembali kebobolan menjadi 1-3 dari tembakan jarak jauh pemain Uzbekistan.
Jadi Indonesia kalah karena faktor nya pemain Indonesia keasikan dalam menyerang dan lupa dalam bertahan.
Menurut saya pemain-pemain Indonesia harus tingkatkan man-marking dan tingkatkan naluri gol. Memang Indonesia bagus dalam penguasaan dan passingnya dan hanya saja tidak beruntung itu menurut saya.
Mari kita mendukung U19 Indonesia untuk selanjutnya menang melawan Australia dan Uni Emirat.
Sekian, mohon maaf kalau ada yang salah dengan tulisan ini. Terima kritikan dan masukan. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H