Mohon tunggu...
Alfonsus Arista Tefa
Alfonsus Arista Tefa Mohon Tunggu... lainnya -

a Student, a Entrepreneur, a Lecture... a Man in mission :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Self-supporting Sustainable Renewable Energy Concept

18 April 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tren Efisiensi Energi dan Teknologi Perkembangan Energi Terbarukan

Wacana akan kelangkaan energi terus digaungkan. Pada tahun 2005 International Energy Agency (IEA) menyuguhkan data kenaikan konsumsi energi sebesar 10% per tahun yang menjadi rataan tren dunia dalam 10 tahun terakhir ini. Dalam tren seperti itu diramalkan: Minyak bumi akan habis dalam 40 tahun ke depan, Gas alam akan habis dalam 60 tahun lagi, dan batu bara akan habis dalam 150 tahun lagi. Dunia, sejauh ini, mencoba menyelesaikan kelangkaan ini dengan dua cara: Pertama dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi, atau bahasa umumnya penghematan dan Kedua dengan memulai penelitian dan pembangunan plant energi-energi terbarukan sehingga secara grafis dapat kita bayangkan bahwa titik break event antara kebutuhan dan ketersediaan dapat dimundurkan.

Wärtsilä Corporation dari Jerman menyusun ramalan tentang tren perkembangan energi dalam tiga buah skenario: Green Earth, Blue Globe, dan Grey World. Green Earth adalah skenario dimana kekuatan perubahan dipegang oleh konsumen personal dan warga negara. Energi yang berkembang pada skenario ini adalah energi matahari. Skenario ini mengasumsikan sebagian besar dari konsuen personal menyadari pentingnya efisiensi dan energi terbarukan. Pada skenario ini dikenalkan konsep smart grid yaitu sistem otomatis pengatur tegangan listrik yang menjaga tingginya efisiensi pemakaian listrik. Lain Skenario Green Earth, lain pula skenario Blue Globe. Pada skenario Blue Globe utilitas dan bisnis skala besar memegang kekuatan yang utama. Energi yang dikembangkan dalam skenario ini adalah Batu Bara dan Nuklir. Pada skenario ini dikenalkan konsep Carbon Captured and Storage (CCS) yang berguna untuk menangkap dan mencairkan emisi karbon. Skenario ketiga adalah skenario Grey World. Pada skenario ini dikisahkan bahwa konsep CCS ternyata tidak berjalan dengan baik, konsep pembangkitan nuklir terhalang oleh niat masyarakat untuk membatalkannya, dan kesadaran akan efisiensi tidak menjangkit dengan baik di masyarakat. Pada skenario ini pemerintah memegang peran utama sebab kekurangan energi menjadi isu sentral semua negara di dunia. Sumber energi yang menjadi perhatian dalam skenario ini adalah Liquid Natural Gas dan Biofuel.

Konsep Self-supporting Sustainable Renewable Energy

Bagaimana kita mengatur pemakaian sumber-sumber energi kita? Seperti telah kita ketahui bersama bahwa terdapat dua hal yang dapat diatur dalam pemakaian sumber-sumber energi: mengatur pemakaiannya dan mengatur suplainya. Satu hal dari sisi pemakaian, dan mungkin satu-satunya, yang dapat dilakukan adalah penghematan. Penghematan pemakaian diartikan sebagai memakai seminimal mungkin semaksimal keperluan yang ada. Di sisi yang lain kita kembangkan kekuatan kita di bidang energi terbarukan. Pertanyaannya kemudian, energi terbarukan seperti apa yang akan kita kembangkan? Kriteria yang baik kita pertimbangkan dari sebuah energi terbarukan adalah:

1.Dipasok dengan kapasitas yang berlimpah, diolah dengan sederhana, dan dapat ditangani penyimpanannya dengan mudah sehingga layak sebagai komoditas secara kuantitas, kualitas dapat terjaga, memiliki harga terjangkau, didistribUsikan dengan murah, dan aman.

2.Dalam proses pemakaian dan ‘’pendapatannya’’ secara utuh mampu tidak melibatkan energi tak terbarukan.

3.Efisien dalam proses pemakaiannya atau dengan kata lain dapat menghasilkan output besar yang sebanding dengan inputannya sehingga its worth to give Energy to get Energy. Hal ini layak dipikirkan sebab kemampuan ‘’reproduksi energi’’ ini menjamin kesinambungan sistem.

4.Secara bisnis mampu memberikan keuntungan di setiap rantai suplainya.

5.Selaras dengan tren dan perkembangan Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Ekologi, dan Legal di lingkungan dekat maupun global.

Kelima kumpulan kriteria tersebut dapat diringkas dalam tiga kata: Self Supporting, Sustainable, dan Renewable Energy. Self Supporting mengandung makna setiap bagian dunia, negara misalnya, dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan sumber dayanya masing-masing. Dengan pengakuan keunikan ini tiap bagian dunia memiliki kemampuan sendiri dalam kemandirian energi. Sustainable mengandung makna bahwa sistem yang dibangun mesti dapat bertahan, dan direncanakan, secara berkesinambungan. Renewable Energi mengandung makna bahwa sistem yang kita buat dapat kita kuasai proses penyediaan bahan baku, pemrosesan, dan pemasarannya dengan baik. Menggabungkan ketika kata kunci tersebut, Global Self-supporting Sustainable Renewable Energy Concept menjanjikan sebuah kehidupan yang lebih baik dimana setiap kebutuhan akan energi dapat dipenuhi dengan unik dan sesuai sehingga perebutan kilang-kilang minyak dan sumber-sumber energi lain dapat "dihilangkan", konflik internasional diminimalisir, dan setiap bagian dunia dapat merasakan nadi dunia modern ini. ALARTE


(Bersambung ke bagian selanjutnya ... Konsep dan Temuan di bidang BBN)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun