CERITA LAIN DARI KEMERIAHAN KARNAVAL HARI INI
Kemeriahan Karnaval hari ini tepatnya Selasa, 12 Â Agustus 2019 sangat terlihat dari antusias masyarakat dalam menyaksikan peserta karnaval dari berbagai sekolah mulai TK - Perguruan Tinggi yang ada di Kota Waingapu bahkan dari beberapa sekolah diluar dr kota waingapu.
Berbagai atraksi menarik yang ditunjukkan oleh masing-masing sekolah maupun perguruan tinggi sebagai bentuk menunjukkan jati diri mereka, tak terkecuali ada berbagai kostum menarik hasil karya terbaik dari putra putri terbaik Sumba dengan balutan motif Sumba yang menambah daya tarik tersendiri dari karnaval hari ini.
Saya boleh katakan bahwa penyelenggara Karnaval dalam rangka menyambut HUT RI Ke - Â 74 saat ini cukup berhasil karena mampu menarik banyak perhatian masyarakat kota waingapu dan sekitarnya bahkan sampai malampun mereka tidak perduli dan tetap menyaksikan pelaksanaan karnaval.
SISI LAIN DARI KARNAVAL HARI INI
Tapi sisi lain dari Kemeriahan karnaval hari ini yang mungkin menjadi perhatian kita semua terlebih PENYELENGGARA KARNAVAL dan Pihak SEKOLAH maupun orang tua anak-anak yang memberikan ijin (entah itu wajib atau tidak) kepada murid-murid untuk mengikuti karnaval.
tepatnya pukul 21.54 malam ini saya bertemu dengan seorang adik Nona yang berdiri di pinggir jalan dekat mesjid agung waingapu dengan memakai pakaian adat lengkap.
Saya penasaran seperti kejadian tahun tahun sebelumnya bahwa ada beberapa adik2 Nona yang siswa siswi beberapa SMA di kota waingapu yang sedang menunggu jemputan dari keluarga mereka tapi tak kunjung datang.
Dan hari ini saya mendapati sendiri bahwa salah satu adik Siswi SMA tanpa saya sebutkan nama SMA nya berdiri sendiri dipinggir jalan menunggu ojek diatas jam 9 malam bahkan tinggal 4 menit jam 10 malam, singkat cerita rasa kemanusiaan saya timbul langsung parkir motor trus berbincang dengan nya, isi bincangan kami seperti berikut :
saya : malam adik, tunggu siapa?
Eny : malam kk, saya lagi tunggu ojek.
Saya : adik rumah dimana?
Eny : saya rumah di kawangu kk, perbatasan kambatatana.
Saya : tidak ada keluarga yang jemput ko adik?
Eny : tidak ada kk.
Saya : adik punya HP? Â Spy kita kontak keluarga biar di jemput.
Eny : saya tidak ada hp kk.
Saya : terus adik berani naik ojek sendiri ke kawangu?
Eny : (sambil diam sejenak...) tidak juga kk tapi kalau saya tidak tggu ojek saya tidak tau mau pulang dengan apa kk, baru rumah jauh lagi.
Saya : (tanpa pikir panjang langsung menawarkan tumpangan ke adik Nona ini untuk diantar kerumahnya) kalau begitu biar saya antar saja adik karena sudah larut malam. Tapi adik tidk takut dengan saya to?
Eny : iyah kk, terimakasih.
Saya : ok adik Naik sudah.
Singkat cerita saya tanpa pikir panjang langsung mengantar adik ini kerumahnya di kawangu jalan masuk ke kambatatana, saya merasa bahwa ini juga merupakan tanggung jawab saya sebagai sesama manusia, saya berpikir bahwa andaikan itu terjadi terhadap adik perempuan saya bagaimana perasaan adik saya? Â
Pasti rasa takut itu ada dalam hatinya apalagi sudah hampir jam 10 malam belum pulang, saya berpikir kalau sampai saya tidak antar dan orang tuanya tidak temukan adik ini maka saya tidak tau apa yang terjadi terhadap adik ini, mungkin saja dia beranikan diri naik ojek ataupun jalan kaki tapi saya tidak menjamin keamanan dari adik ini.
Dalam perjalanan saya  berkomunikasi trus sambil menanyakan rumahnya dimana, singkat cerita sampailah dirumah nya, lalu saya pamit pulang dan dia sangat berterimakasih karena sudah mengantarnya dirumah dengan selamat. Saya tidak sempat bertemu dengan orang tuanya karena saya juga buru2 pulang.