Mohon tunggu...
Alfonso Praditya
Alfonso Praditya Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

lainnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relasi Sosial dalam Masyarakat yang Dinamis

24 Februari 2023   08:21 Diperbarui: 24 Februari 2023   08:36 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap manusia memiliki relasi. Relasi menjadi hal yang mendasar dalam hidup manusia. Dengan relasi itu, manusia dapat bertahan bahkan hingga saat ini. Dengan kata lain manusia bisa bertahan hingga sekarang dengan relasi, selain dengan kebutuhan primernya. 

Menurut Aristoteles, manusia merupakan makhluk sosial (zoon politicon). Manusia selalu ingin berkelompok dan beraspirasi dengan yang sesamanya. Oleh karena itu relasi dengan sesama sangatlah penting. Bisa dikatakan bahwa manusia tidak dapat hidup jika tidak memiliki relasi dengan sesamanya. 

Selain tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya, manusia itu juga  akan merasa kesepian. Perasaan kesepian ini memberikan rasa sakit dan luka yang mendalam. Dikutip dari Jurnal Ilmiah Psikologi, karya Diana Savitri Hidayati, dan Elda Nabiela Muthia dari Universitas Muhammmadiyah Malang, Indonesia, bahwa orang yang merasa kesepian memiliki kecenderungan untuk menyakiti dirinya sendiri dan bahkan melakukan upaya bunuh diri.  Maka dapat dikatakan bahwa peran relasi menjadi mendapat posisi yang penting dalam kehidupan manusia.

Manusia memiliki empat bentuk relasi, yakni relasi dengan diri sendiri, relasi dengan sesama, relasi dengan Tuhan dan relasi dengan dunia. Relasi dengan diri sendiri, sesama, Tuhan dan dunia merupakan proses pendalaman personal akan pengenalan manusia. Dengan mendalami relasi-relasi tersebut, sebenarnya manusia terus mendalami dan mengenal dirinya lebih jauh. Tujuan dari relasi-relasi tersebut adalah agar manusia semakin mampu berpandangan, bersiap dan berperilaku baik terhadap dirinya sendiri, sesama, Tuhan dan dunia. Dalam hal ini kita akan mendalami bersama relasi dengan sesama.

 Dalam bukunya yang berjudul, Character Building Relasi dengan Sesama, Antonius Atosokhi Gea S.Th mengatakan bahwa hidup dan berada bersama orang lain merupakan kenyataan hakiki kehidupan seorang manusia. Penulis juga melanjutkan bahwa membangun relasi yang baik dengan sesama tidak lain berarti memperbaiki pandangan, sikap dan perilaku kita terhadap satu sama lain dalam kehidupan bersama. Kedalaman relasi dengan orang lain, nampak dalam kehidupan sehari-hari, atas segala tindakan dan perilaku sosialnya.

Konsep relasi dengan sesama memiliki beberapa kerangka antara lain interaksi sosial, lingkungan sosial dan sikap serta perilaku sosial. Interaksi sosial mencakup komunikasi sosial, nilai dan norma sosial, prasangka dan konflik sosial, pergaulan dan persahabatan. Lingkungan sosial mencakup beberapa hal, antara lain lingkungan sosial awal, masyarakat dan kebudayaan, serta bangsa dan Negara. Pendalaman akan relasi dengan sesame pada akhirnya mengarahkan kita bagaimana bertindak secara tepat terhadap sesama kita di dunia.

Menurut KBBI, Sesama berarti sama-sama (satu  golongan). Sesama yang dimaksud dalam relasi dengan sesama adalah sesame kita manusia. 

Hal ini berarti hubungan/relasi dengan orang lain. Sejak kecil kita sudah sangat terbiasa hidup dengan orang lain. Bahkan, ketika bayi kita masih sangat tergantung oleh orang di sekitar kita. Bayi membutuhkan makanan, susu, dan nutrisi lain, namun bayi itu tidak bisa mengusahakan hal-hal tersebut sendirian. Ia butuh orang-orang di sekitarnya untuk mendapatkan kebutuhannya. Bayi itu tidak dapat hidup tanpa bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Contoh kecil ini membuktikan bahwa kita sangat  tergantung pada sesama sejak kita kecil. 

Sejak dari bayi, mau tidak mau kita selalu bergantung pada orang lain. Kebergantungan tidak dapat dipisahkan dalam hidup manusia, bahkan ketika manusia itu menjadi dewasa. Kita pasti selalu membutuhkan orang lain. Kebergantungan dalam konteks ini ialah kebergantungan karena adanya simbiosis yang tercipta. Manusia akan selalu butuh dan membutuhkan. Keberadaan setiap individu pasti akan memengaruhi individu lainnya.

Relasi dengan sesama sudah terbukti membawa banyak manfaat bagi kehidupan bersama. Tanpa adanya relasi dengan sesama, manusia akan merasa kesulitan. Relasi-relasi tersebut membentuk hubungan-hubungan sosial yang asosiatif. Contoh dalam bentuk hubungan asosiatif, antara lain kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Keempat hubungan ini memberikan manfaat baik bagi kehidupan manusia. 

Memang, dalam berelasi kita tidak hanya ingin mendapatkan keuntungan dari satu sama lain, kita berelasi karena kita memiliki niat menjalin hubungan itu sendiri. Dalam hidup ini kita perlu membagikan segala yang baik kepada orang lain. Sebentuk cara membagikan kebaikan tersebut adalah dengan berelasi. Dalam berelasi, sebenarnya kita diajak untuk berbuat baik pada orang lain. Hal ini harus ditanamkan dalam diri setiap individu demi terciptanya masyarkat sosial yang tentram dan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun