Pada dasarnya makhluk hidup memiliki komponen yang dapat menyalurkan nutrisi-nutrisi yang dimiliki oleh tubuh, seperti darah pada hewan dan manusia. Darah merupakan cairan yang berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Lalu, apa yang terjadi jika darah pada tubuh memiliki kelainan? Seperti penyakit hemofilia.Â
Hemofilia merupakan kelainan pada darah yaitu dimana darah tidak menggumpal secara normal, karena darah tidak dapat menggumpal sewaktu terjadi pendarahan sehingga darah terus mengucur dan mengalir serta pada penderita hemofilia harus ekstra hati-hati karena jika terjadi luka pada tubuh, jika sedikit saja terjadi luka maka akan terjadi pendarahan yang tidak biasa dialami oleh orang normal, karena darah yang keluar akan terus mengalir tanpa henti sehingga jika dibiarkan maka pendarahan tersebut dapat merusak organ dan jaringan sehingga dapat mengancam nyawa.Â
Hemofilia sendiri sebenarnya dapat terjadi karena penderita tidak memiliki faktor koagulasi yang berada dalam kromosom X yang berfungsi untuk menggumpalkan atau membekukan darah jika terjadi pendarahan. Biasa penderita hemofilia dapat mengalami pendarahan, biasa secara internal, terutama pada bagian lutut, pergelangan kaki, dan juga pada sikut.
Hemofilia bisa terjadi pada semua orang, akan tetapi biasanya hemofilia tersebut merupakan penyakit keturunan yang artinya hemofilia dapat terjadi pada orang-orang yang silsilah keluarganya mengidap hemofilia, sehingga ketika ada orang yang lahir dengan penyakit hemofilia memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki faktor koagulasi. Faktor koagulasi merupakan protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah normal atau penggumpalan darah. Lalu pengaruh pembekuan darah juga dipengaruhi trombosit, karena sewaktu pembuluh darah terluka, maka faktor koagulasi tersebut akan membantu trombosit untuk tetap menempel pada bagian pembuluh darah yang luka dan pecah sehingga dapat menghentikan pendarahan.Â
Pada hemofilia sebenarnya dibagi menjadi 3jenis, yaitu hemofilia A, hemofilia B, dan hemofilia C. Perbedaan ini disebabkan oleh tingkat faktor koagulasi yang rendah karena pada faktor koagulasi memiliki tingkatan I, I, V, VII, X, XI.
Lalu apakah penyakit hemofilia itu bisa disembuhkan? Jika belum ditemukan obatnya pastilah banyak orang yang terenggut nyawanya karena kelainan tersebut. Jika iya, lantas bagaimana caranya? Menurut saya, hemofilia tersebut merupakan kelainan yang memang cukup langka dan pastinya sangat sulit untuk diatasi, akan tetapi tidak akan menutup kemungkinan bahwa penyakit hemofilia itu dapat disembuhkan, karena dengan dukungan teknologi saat ini yang semakin canggih disertai penemuan-penemuan dan riset terbaru, pasti dengan segala kemungkinan yang ada penyakit hemofilia tersebut dapat disembuhkan. Akan tetapi pada saat ini, hemofilia belum dapat disembuhkan akan tetapi para penderita hemofilia masih bisa untuk membekukkan atau menggumpalkan darahnya jika terjadi pendarahan dengan berbagai macam terapi dan juga obat-obatan yang dapat memberi faktor koagulasi pada tubuh sehingga faktor koagulasi tersebut dapat digunakan sebagai antisipasi penderita jika mengalami pendarahan.
Hemofilia sebenarnya merupakan kelainan genetik yang disebabkan oleh mutasi didalam gen yang berubah menjadi gen yang cacat dengan memiliki sedikit atau tidak memiliki faktor koagulasi VIII atau IX. Sekitar 70%, hemofilia diidap oleh orang yang sudah menginjak usia lansia, akan tetapi sekitar 30% lainnya dapat mengidap penyakit hemofilia diprediksi karena riwayat keluarga yang mungkin tidak ada atau tidak terlihat.Â
Hemofilia sendiri sebenarnya dibagi menjadi tiga macam, akan tetapi yang paling sering ditemui adalah hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A dapat terjadi karena tidak memiliki atau memiliki sedikit faktor koagulasi VIII yang rendah, sedangkan pada hemofilia B dapat terjadi karena tidak memiliki atau kekurangan faktor koagulasi IX yang rendah. Â Hemofilia A dan hemofilia B juga dibedakan berdasar gen spesifik yang bermutasi yang diubah menjadi rusak dan kode untuk protein pada faktor koagulasi yang rusak pada setiap penyakit.
Hemofilia sendiri seringkali terjadi karena riwayat keluarga yang mengidap hemofilia, karena adanya kelainan pada gen yang menentukan bagaimana tubuh untuk membuat faktor-faktor koagulasi VIII, IX, atau XI. Gen-gen tersebut terletak pada kromosom X. Jika pada kromosom X rusak maka gen yang ada didalam tubuh manusia akan menjadi cacat dan faktor-faktor koagulasi otomatis juga akan rusak, sehingga hemofilia akan diidap oleh orang tersebut.Â
Hemofilia sendiri lebih sering mengenai laki-laki daripada perempuan dikarenakan transmisi genetik pada mereka yang keluarganya mengidap hemofilia dan juga karena pada laki-laki memiliki kromosom X dan Y, sedangkan pada perempuan memiliki kromsom X dan X. Sehingga pada laki-laki akan lebih mudah terserang hemofilia, karena hanya memiliki satu kromosom X, sedangkan pada perempuan memiliki dua kromosom X sehingga jika satu kromosom X rusak dapat digantikan dengan kromosom X yang satu lagi.
Lalu pada penderita hemofilia, kita dapat mengkategorikan bahwa hemofilia yang diderita berat atau ringan dengan beberapa tes, salah satunya dengan melakukan tes darah. Dari tes darah tersebut, digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hemofilia, seperti berapa lama darah tersebut menggumpal atau didalam darah memiliki sedikit atau tidak memiliki faktor koagulasi, jenis hemofilia, dan seberapa parahnya. Selain tes darah, kita dapat mengetahui gejala-gejala terjadinya hemofilia, ketika terjadi pendarahan pada bagian-bagian tertentu tanpa alasan, seperti mimisan tanpa alasan, darah pada urin atau tinja, dan juga jika terjadi luka bagian eksternal tubuh, darah akan sukar membeku.