Sebagai seorang jurnalis Al Jazeera dengan rentang waktu selama 25 tahun, tentu Shireen menjadi sosok yang tidak asing di media massa, khususnya Al Jazeera, sebuah media massa ternama di wilayah Arab.
Selama 25 tahun menjadi jurnalis, tentu Shireen merekam banyak jejak. Jejak-jejak yang direkam baik melalui alat-alat elektronik maupun buku, tentu akan menjadi sumber primer yang menguatkan. Maka tidak heran, produktivitas dan kreativitas yang menginspirasikan banyak pihak, menjadi Shireen sebagai orang yang diincar pihak yang merasa sakit hati, akibat tangkapan realitas riil oleh reporter dan camera woman. Tertembak Shireen, menjadi renretan panjang yang tak terbaca. Namun, peristiwa kematian Shireen baru terungkap, garis panjang dari sebuah rencana tersembunyi selama ini, menjadi sebuah rentetan garis yang terang benderang.
Shireen, kini tiada lagi. Ia pergi selamanya. Ia pergi, tetapi  fakta, data, dan kebenaran pasti akan terungkap. Karena kebenaran ialah kebenaran. Kebenaran ialah fakta dan data yang direport dan direkam oleh camera. Selamat Jalan Shireen, abadi namamu terukir dalam guratan media massa dunia, simbol fakta dan data yang akan terungkap di waktu yang akan datang, sebagai fakta kebenaran atas sikap saling tuduh yang terjadi saat ini. ***
Pangkalpinang, 14 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H