Sekeluarga memilih pondokan yang paling ujung di bibir pantai Rebo. Biar untuk berselancar ke sana ke mari dengan bebas. Juga karena agak berjauhan dari pengunjung lain, mengingat masa pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan pada hari-hari liburan Nataru 2021.
Sekeluarga duduk di pondokan sambil bersenda gurau tentang hidup berkeluarga. Cerita dari ibu mertua dan adik ipar serta sharing banyak tentang kehidupan sehari-hari, menjadi penyemangat hidup.Â
Terkadang dibumbuhi dengan semangat kekecauan dalam menjaga dan merawat hidup keluarga dan derita menghadapi ibu mertua Covid-19, kalah di SWAB bahwa terjangkit Covid-19.
Kisah-kisah menarik dengan berbagai pengalaman, menjadi hadiah berharga untuk menghadapi tahun 2022. Ibu Mertua yang masih memiliki cucu satu dari anak kami, dalam obrolan selalu mencuri pandang memantau cucu laki-lakinya yang sedang bermain air laut di pinggir pondokan.Â
Padahal, sejak keluar dari mobil, cucunya merengek karena kenapa tidak jadi ke Matras Beach. Matras Beach menjadi favoritnya karena dia pernah berselancar di sana.Â
Baginya, Matras Beach merupakan tempat bermainnya, karena pantai yang memanjang, banyak pasir dan bisa bermain di air laut yang luas.
Namun, ibu Mertua cukup meyakinkan cucunya. Bahwa Cemara Beach juga pantai yang bagus. Nanti ajak papamu, untuk mendayung sampan dan bisa jalan-jalan keliling danau buatan ini sepuasnya.Â
Mendengar kata-kata Ibu Mertua semacam nortifikasi, cucunya langsung keluar dari air laut dan berlari menjumpai ibunya. "Ma, yuuu kita ke tempat sampan, biar kita bisa mendayung sampan keliling danau ini", dengar suaranya dari balik pohon Cemara. Ibunya pun bergegas ke tempat sewa sampan. Tak lama, anak dan isteri sudah menghampiri kami dengan sebuah perahu.
"Bukan kubangga, kumalahan cemas." Karena keduanya baru pertama naik sampan dan sedang melatih mendayung. Saya pun cepat-cepat mengajak mereka dengan baik-baik untuk kembali ke darat dulu. Biar saya yang mengendalikan sampan itu. Sangat beruntung, bahwa perlahan-lahan keduanya bisa mendayung hingga ke darat. Karena isteri sedikit takut, saya pun yang menggantikan naik. Dan saya bersama anakku, berselancar menelusuri tepian danau buatan, bekas tambah timah.
Berselancar dengan sampan fiber, rupanya banyak diminati oleh anak-anak. Terkadang lucu, karena anak-anak berminat untuk menelusuri danau buatan itu, tetapi menangis karena ketakutan.Â