Hari tanpa hujan, telah menjadi sesuatu masa dimana akan dialami oleh warga masyarakat yang berada di daerah tropis. Daerah tropis merupahkan wilayah-wilayah yang berada di antara garis khatulistiwa. Indonesia masuk dalam wilayah ini.Â
Hari tanpa hujan merupahkan dampak dari sistem muson. Sebuah sistem periodek dimana pada musim-musim tertentu terjadi perubahan angin. Angin kencang dan kuat serta memiliki kecepatan yang sama ini berhembus dari Australia Timur Laut membawa suhu panas yang luar sehingga menembus uapan air Samudra Hindia.Â
Wilayah Indonesia akan berdampak panas, kering, dan hari-hari tanpa hujan. Namun, sebelum wilayah Indonesia mengalami ini, berdasarkan rilisan Kompas (2/9/2021), didahului dengan turun hujan dengan skala besar tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama.
Sebagai warga masyarakat Indonesia, hari tanpa hujan sudah sering mengalaminya. Hari-hari ini wilayah Kepulauan Bangka Belitung, terkhusus Kota Pangkalpinang hampir setiap hari diguyur hujan lebat. Anehnya tanpa petir yang tidak biasa terjadi. Karena itu, memang harus perlu disiapkan mental untuk menghadapi musim hari tanpa hujan.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, musim keramau selalu membawa dampak yang khas. Pertama, hari tanpa hujan. Hari tanpa hujan akan berakibat pada kekeringan. Kekeringan akan menyebabkan rumput-rumput akan mati. Hanya tanah tandus yang dapat dilihat.Â
Kedua, hari tanpa hujan akan dirasakan oleh warga masyarakat dengan suhu yang begitu panas. Suhu panas di Kota Pangkalpinang, mungkin berbeda dengan kota-kota atau tempat lain. Panasnya terasa ngengat dan tanpa keringat. Panas terasa didalam rumah, walaupun AC dihidupkan. Panas di luar rumah apalagi. Suhu panas begitu terik inilah yang mendorong banyak warga untuk pergi jalan-jalan di pantai, ketika hari libur atau hari minggu.
Ketiga, Musim panas akan membawa dampak pada kekeringan/kekurangan debet air. Air kebutuhan vital warga. Karena itu, biasanya ketika musim kering tiba, orang Bangka Belitung memiliki kesempatan untuk memperbaiki sumur atau air bor.Â
Diperbaiki dengan cara mengebor lebih dalam atau mencari mata lain baru untuk dibor tambah dalam lagi. Ataukah menggali sumur lebih dalam lagi. Hal ini untuk mengantisipasi musim kering berikutnya, supaya debet air tetap konstan/tetap stabil.
Debet air kini semakin berkurang tidak hanya secara alamiah. tetapi juga sebagai dampak dari kehadiran kebun sawit yang kini ada dimana-mana dan sangat luas. Sehingga kekurangan debet air ini seakan-akan diperparah lagi ketika datang musim keringini.
Antisipasi jarak jauh untuk menanggulangi musim kering secara periodik ini, semestinya harus diperangi baik kesadaran sendiri, keluarga maupun komunitas-komunitas yang hidup dalam daerah tropis ini.Â