Keterpisahan tidak lagi lepas dari alam. Keterpisahan menuntut dialektika diri dan orang lain serta lingkungan untuk mengharapkan "dunia baru", dunia penuh makna, dunia harapan manusia.Â
Saat ini, "keterpisahan" yang menggelisahkan kita akibat covid-19. Keterpisahkan kita itu kemudian didukung oleh kebijakkan pusat dan lokal yang berujung tidak mudik dan tidak pulang kampung. "Keterpisahan" ini harus dipandang sebagai penyatuan kembali jati diri kita sebagai manusia.
Saatnya manusia masuk dalam diriny, istilah filsafat China menyebut wu wei, memberikan makna diri dengan mengintropeksi diri, menenun dan merajut kembali makna terdalam keterlemparan diri kita ditengah dahaganya covid-19.
Sehingga pandemi covid-19 dan segala kebijakan adalah positif demi untuk keselamatan manusia yang menjadi anggota keluarga kita dan manusia yang kita jumpai. Hanya dalam "penjara" sekarang inilah manusia menjadi fokus dan arah keselamatan. **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H