Secara terhormat terhadap Tuhan, pikiran ini hanya ada pada senyap, dengan mensyukuri bahwa cinta adalah itu jejak untuk menemukan Tuhan. Dan keagungan itu tidak lain dan tidak bukan, hanya ada pada diam serta memberi diri sebaik mungkin pada kenyataan yang telah Tuhan aktualisasikan dalam keseluruhan hari-hari yang telah digariskan sedemikian rupa.
Persembahan bagi-Nya adalah kesungguhan manusia untuk mencintai dengan segenap ketakwaan agar tak menyentuh Tuhan berdasarkan hal-hal fisik semata, pengosongan diri adalah jalan paling berharga di hadapan Tuhan. Kosong terhadap kesombongan, kosong terhadap pamrih, kosong terhadap hal yang akan diterima setelah puasa dan pantang di hari ini, serta kosong tentang Tuhan dengan mau-Nya apa.
Sejenak senyap tanpa berkata-kata dan menjalani rutinitas tanpa menggerutu serta memberi tempat kepada cinta atas segala rutinitas hari ini dan mendatang amat sangat berharga. Sebab Tuhan itu misteri, bila Ia dapat diulas pada konsep oleh karena segumpalan daging pada otak manusia Ia bukan lagi yang misteri, dan potensialitas telah melekat pada-Nya.
Hingga kini sebagaimana umat Kristiani merayakan pekan prapaskahnya, mungkin penting untuk secara tulus tak mempertanyakan Tuhan akan memberi apa pada tiap-tiap laku tapa yang dilakukan umatnya, tetapi sejenak dengan tulus dan ikhlas mencintai secara wajar dan tekun memberi pada tiap-tiap harinya tanpa perlu memikirkan balasan, sebab yang berdoa demi dilihat orang telah mendapat upahnya.
Rabu Abu, 18 February 2021
Abepura-Papua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H