Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cinta dan Pengosongan Diri

17 Februari 2021   22:54 Diperbarui: 17 Februari 2021   23:59 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperaccess.com

Secara terhormat terhadap Tuhan, pikiran ini hanya ada pada senyap, dengan mensyukuri bahwa cinta adalah itu jejak untuk menemukan Tuhan. Dan keagungan itu tidak lain dan tidak bukan, hanya ada pada diam serta memberi diri sebaik mungkin pada kenyataan yang telah Tuhan aktualisasikan dalam keseluruhan hari-hari yang telah digariskan sedemikian rupa.

Persembahan bagi-Nya adalah kesungguhan manusia untuk mencintai dengan segenap ketakwaan agar tak menyentuh Tuhan berdasarkan hal-hal fisik semata, pengosongan diri adalah jalan paling berharga di hadapan Tuhan. Kosong terhadap kesombongan, kosong terhadap pamrih, kosong terhadap hal yang akan diterima setelah puasa dan pantang di hari ini, serta kosong tentang Tuhan dengan mau-Nya apa.

Sejenak senyap tanpa berkata-kata dan menjalani rutinitas tanpa menggerutu serta memberi tempat kepada cinta atas segala rutinitas hari ini dan mendatang amat sangat berharga. Sebab Tuhan itu misteri, bila Ia dapat diulas pada konsep oleh karena segumpalan daging pada otak manusia Ia bukan lagi yang misteri, dan potensialitas telah melekat pada-Nya.

Hingga kini sebagaimana umat Kristiani merayakan pekan prapaskahnya, mungkin penting untuk secara tulus tak mempertanyakan Tuhan akan memberi apa pada tiap-tiap laku tapa yang dilakukan umatnya, tetapi sejenak dengan tulus dan ikhlas mencintai secara wajar dan tekun memberi pada tiap-tiap harinya tanpa perlu memikirkan balasan, sebab yang berdoa demi dilihat orang telah mendapat upahnya.

Rabu Abu, 18 February 2021

Abepura-Papua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun