Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Catatan Immanuel Kant tentang Kritik

30 April 2020   16:24 Diperbarui: 30 April 2020   16:30 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan Kant, menurut salah seorang penulis biografi, berlangsung menurut aturan yang tegas: bangun, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan, jalan-jalan, masing-masing mempunyai waktunya sendiri. Filsafat yang di pelajari oleh Kant sebagai mahasiswa adalah filsafat Leibniz dan Wolff, yang sangat rasionalistis, dogmatis, dan spekulatif.

Belakangan, Kant menolak jenis berpikir ini. Dia mulai suatu "filsafat kritis", yang tidak mau melewati batas-batas kemungkinan-kemungkinan pemikiran manusiawi.

Pada Kant, metafisika menjadi suatu ilmu, yaitu "ilmu tentang batas-batas pemikiran manusiawi". Dan dalam metafisika Kant, filsafat zaman modern memuncak. Rasionalisme dan empirisme dipersatuakan dan diatasi dalam suatu sintesis. Sintesis yang merupakan titik pangkal suatu priode baru ini disebut "idealisme". 

Biografi Kant

Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Knigsberg (Jerman) dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Oleh karena itulah ayah dari Immanuel Kant dikenal sebagai orang yang ahli dalam hal perdagangan. Hanya pada tahun 1730-1740 perdangangan di Knigsberg mengalami kemerosotan di mana mengakibatkan kemerosotan ekonomi di dalam keluarga Kant yang serta merta menjadikan bisnis dari sang ayah kian begitu rumit hingga mengakibatkan keluarga Kant mengalami banyak kesulitan dalam tuntutan finansial mereka. 

Immanuel Kant menempuh pendidikan dasar di Saint George's Hospital School, kemudian melanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist. Keluarga Kant memang penganut agama Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman religius dan studi kitab suci.

Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di Universitas Knigsberg dan mempelajari filsafat, matematika, dan ilmu alam. Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah. Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik.

Dalam beberapa literatur, Kant dikenal dengan hidupnya yang sangat disiplin. Setiap hari ia jalani dengan jadwal yang sudah sangat tersistematisasi. Orang konon bisa menebak dengan mudah pada jam/waktu ini ia berada di mana dan sedang melakukan kegiatan apa. Kedisiplinan hidup inilah yang memungkinkan Kant menulis begitu banyak karya yang fenomenal.

Kritik atas Rasio Murni

Untuk memahami proyek Kritik dengan lebih baik, marilah mempertimbangkan konteks historis dan intelektual di mana ia ditulis. Abad Pencerahan adalah reaksi terhadap kebangkitan dan keberhasilan sains modern di abad keenam belas dan ketujuh belas. Pencapaian spektakuler Newton khususnya melahirkan kepercayaan dan optimisme luas tentang kekuatan akal manusia untuk mengendalikan alam dan meningkatkan kehidupan manusia.

Salah satu efek dari kepercayaan baru ini pada alasan adalah bahwa otoritas tradisional semakin dipertanyakan. Untuk mengapa kita perlu otoritas politik atau agama untuk memberi tahu kita bagaimana hidup atau apa yang harus kita percayai, jika masing-masing dari kita memiliki kapasitas untuk memikirkan hal-hal ini untuk diri kita sendiri? Kant mengungkapkan komitmen Pencerahan ini pada kedaulatan akal dalam Kritik: 

Zaman kita adalah zaman kritik, yang harus tunduk pada segalanya. Agama melalui kekudusannya dan legislasi melalui keagungannya biasanya berusaha membebaskan diri darinya. Tetapi dengan cara ini mereka membangkitkan kecurigaan hanya terhadap diri mereka sendiri, dan tidak bisa mengklaim rasa hormat yang tidak tulus bahwa akal hanya memberikan kepada apa yang telah mampu bertahan dalam ujian publik dan bebas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun