Menurut Freire dialog harus berdasarkan pada kepekaan bahwa dalam diri manusia ada kemampuan untuk menemukan dirinya. Maka dialog menuntut sikap rendah hati, kepercayaan yang besar, dan cinta sesama (Freire, 2007:75). Sehingga Freire mengajukan metode pendidikan yang dapat disebut 'pendidikan hadap-masalah'. Hal ini berangkat dari metode Freire yang selalu dimulai dengan mengemukakan persoalan (problem posing education).
Metode ini berangkat dari pengamatannya atas model penceritaan atau saat itu disebut metode bercerita (narrative education). Suatu metode yang menganggap anak didik hanya sebagai objek, karena yang sangat berperan dalam sistem pendidikan seperti itu hanyalah pendidik.
Sedang anak didik hanya sebagai kolektor atau katalog pengetahuan saja. Sistem ini menghasilkan manusia yang mudah disetir, kurang kreatif, paternalistik dan anti dialog, serta kurang kritis (Freire, 2007:52-55)
Pada metode dialogis unsur dialog sangat penting. Terdapat suatu dinamika dialektik antara pendidik dengan anak didik. Penekanannya adalah dengan menyadarkan pendidik dan anak didik agar berani bertindak dan mengubah situasi mereka.
Dengan kata lain bahwa pendidikan harus menjadi arena pembebasan manusia sehingga mengantar orang menemukan dirinya sendiri, untuk kemudian secara kritis menghadapi realitas sekitarnya dengan kritis dan mengubah dunia secara kreatif (Freire, 2007:123).
Dengan adanya keterikatan antara murid dengan apa yang dipelajarinya dan terdapat dialog dengan pihak guru maka akan terjadi kolaborasi yang baik untuk belajar. Belajar akan terasa menyenangkan sebab guru tak memaksakan apa yang ia pikirkan.
Lalu murid pun akan lebih bebas mengeksplorasi apa yang ingin dia pelajari sebab medium pembelajarannya adalah lingkungan di mana ia tinggal. Kemudian pendidikan menjadi satu hal yang menyenangkan sekaligus humanis bagi murid dan pengajar sebab berangkat dari aspek personal dan sosial hakikat manusia.
Bahwa manusia dikaruniai dengan berbagai bakat dan adalah tanggung jawab manusia itu sendiri untuk mengembangkan dan memanfaatkan bakat tersebut untuk dirinya sendiri serta masyarakatnya melalui pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H