Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Covid-19 dan Optimisme terhadap Hidup

19 Maret 2020   12:23 Diperbarui: 21 Maret 2020   05:44 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kolase TribunNewsmaker - Shutterstock dan TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Pada Penghujung Februari hingga Maret ini, saya merupakan orang yang kiranya tidak begitu antusias atau tak begitu aktif menyuarakan identitas dari virus Covid-19 atau biasa dikenal sebagai virus Corona sebagai sebuah musibah bagi kesehatan global. Alasannya?

Cukup mudah. Pertama, karena di Papua virus tersebut belum semarak ramai seperti di Kota Wuhan. Kedua, mengingat sedari SD hingga SMA sering diberi imunisasi untuk kekebalan tubuh. Saya cukup meyakini bahwa sisa imunisasi tersebut kiranya masih ada, maka dari itu saya tidak begitu getol untuk mengkhawatirkan virus ini.

Namun ketika di biara begitu ramai mempolakan gerakan sanitasi secara keseluruhan, membuat saya pun turut ambil bagian di dalamnya. Gerakkan cuci tangan dan pemeliharaan diri secara sehat mulai saya paparkan dalam kehidupan, setelah 3 tahun tidak pernah saya pedulikan kehiegenisan]tubuh ini.

Ketika dua minggu di awal Maret media mengumumkan korban yang terpapar Corona di Indonesia berjumlah 9 orang, membuat saya seperti mengernyitkan dahi, dan bertanya, kok bisa tuh? (menggunakan dialek Sentani-Papua).

Ditambah lagi suara-suara pemerintah yang tadinya booming tentang Omnibus Law serta UU Cipta Kerja seketika berubah menjadi antisipasi kesehatan terhadap seluruh elemen bangsa ini.

Alhasil saya tidak dapat info tentang kelanjutan pembahasan dua pokok besar tersebut. Untuk itulah tulisan yang dikhususkan sebagai tanggapan saya ini berubah menjadi sebuah ajakan untuk menggaungkan kesehatan seluruh bangsa dan negara.

Lalu dengan apakah kita dapat memeranginya?

Mengonsumsi optimisme hidup
Semakin hari kian banyak media mengumpulkan informasi tentang corona. Pelbagai data banyak disajikan dan dijelaskan begitu detail serta selalu dibicarakan sebagai wacana publik pada akhir-akhir ini.

Tentu saja bukan hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh belahan dunia kini mengantisipasi wabah corona dengan pelbagai macam cara, mulai dari sanitasi hingga mengatur pola hidup sehat seakan digaungkan kembali setelah lama senyap dalam beberapa dekade terakhir ini.

Panic buying kerap merasuki setiap pribadi dan insan, sehingga tak jarang yang awalnya hanya main borong kertas tisu toilet, tapi belakangan menyerbu rak daging dan rak makanan apapun.

Fenomena ini mengingatkanku akan salah satu kota dalam film Silent Hill [1], dengan jalanan dan juga jalur transportasi yang nampak begitu sepi memberi sebuah kesan pada benak ini bahwa sepertinya kenyataan akan corona ini seperti tengah menghantui banyak publik dewasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun