Pada umumnya generasi Post Gen Z dikenal sebagai generasi alfa dan beberapa kalangan mengelompokkannya pada kelahiran tahun 2010 hingga 2025. Istilah generasi alfa diambil dari huruf pertama abjad Yunani, mengingat generasi sebelumnya (generasi Z) telah menggunakan huruf terakhir abjad Romawi yaitu Z. Penamaan Generasi Alfa pertama kali dimunculkan oleh analis sosial dan demograsi bernama Mark McCrindle.
Generasi Alfa merupakan generasi pertama yang benar-benar hidup berdampingan dengan teknologi canggih sejak lahir, sehingga mereka terbiasa menggunakan teknologi dan sangat terampil mencari informasi di internet.
Generasi ini lahir pada saat instagram (IG) mulai dirilis dan Artificial Intelegensia (AI) atau kecerdasan buatan merupakan hal yang biasa (mainstream). Walaupun demikian, kemampuan menggunakan perangkat digital dan karakeristik lainnya dari anak-anak generasi Alfa tidak terlalu jauh berbeda dengan Generasi Z.
Mengakhiri bulan Juli dimana bangsa Indonesia baru saja merayakan Hari Anak Nasional dengan tema: “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, saya ingin menyajikan tulisan ini untuk mengingatkan orangtua agar lebih memperhatikan dan meningkatkan pola asuh yang sesuai bagi anak-anak.
Anak adalah aset keluarga dan aset bangsa, sehingga anak harus dituntun dan dilindungi sehingga mendapatkan akses menuju masa depan yang sukses. Tanggung jawab melindungi anak harus dimulai dari orangtua, keluarga dan komunitas dimana anak tersebut berakses.
Sebagai generasi bangsa, perlindungan anak juga menjadi tanggung jawab pemerintah, lembaga-lembaga swasta dan lembaga-lembaga kerohanian. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa "perlindungan dan pemberian kesempatan bagi anak untuk berkembang adalah pertaruhan masa depan bangsa," (liputan6.com).
Pola asuh anak sangat ditentukan oleh pengetahuan dan wawasan orangtua. Membesarkan dan mendidik anak merupakan pekerjaan yang tidak pernah selesai dan harus dilakukan secara maksimal. Khusus untuk generasi milenial yang merupakan orangtua dari generasi Alfa, dibutuhkan strategi dalam pola asuh untuk mendidik anak.
Pendiri Yayasan Semai Jiwa (SEJIWA), Diena Haryana menyatakan ada tiga tipe orangtua milenial, yakni: pertama, orangtua dengan literasi digital rendah yang membiarkan anak mengakses internet dengan sedikit atau tanpa pengawasan; kedua, orangtua yang memahami teknologi tetapi memberikan kebebasan kepada anak untuk menggunakan gawai tanpa pengawasan; ketiga, orangtua yang mengerti teknologi dan aktif mendampingi anak dalam penggunaan internet.
Dalam hal penggunaan teknologi internet, semua pasti sepakat bahwa pola asuh terbaik yang harus diterapkan adalah mendampingi anak saat menggunakan internet.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dalam mendampingi anak pada saat menggunakan internet antara lain orangtua dapat mengedukasi anak tentang perilaku yang dapat dilakukan dan yang dilarang atau tidak boleh dilakukan di internet.