Pada saat mempersiapkan implementasi penelitian Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kami bersepakat untuk membuat produk bakso dan kaki naga ikan dan ditambahkan serat dari sayuran.Â
Pada malam itu sayuran tidak tersedia dan yang ada hanya anggur laut atau "lat". Â Pada saat itu, Â anggur laut belum pernah diolah menjadi produk kecuali dimakan segar sesuai tradisi makan masyarakat Kepulauan Kei.
Anggur laut yang tersedia tersebut dimanfaatkan sebagai sayur pada produk tersebut dan hasilnya sangat luar biasa. Sejak saat itu, tim kami mulai mengeksplorasi anggur laut menjadi berbagai produk makanan dan non makanan. Â Itulah kisah pertama pengolahan anggur laut dilakukan.Â
Anggur laut adalah salah satu jenis rumput laut hijau yang tumbuh secara alami di perairan pesisir pantai di beberapa pulau di Indonesia, tak terkecuali di Kepulauan Kei Maluku.Â
Kepulauan Kei secara geografis adalah gugusan pulau di kawasan tenggara Provinsi Maluku, Indonesia. Kepulauan Kei terdiri dari Pulau Kei Kecil (Nuhu Roa) dan Pulau Kei Besar (Nuhu Yuut), Tanimbar Kei, Pulau Tayando, dan Pulau Kuur. Â
Secara administrasi pemerintahan, Kepulauan Kei memiliki dua kabupaten/kota yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Â Pada tahun 2015 Kepulauan Kei, meraih juara pertama kategori "Surga Tersembunyi Terpopuler" (Most popular Hidden Paradise) pada acara Anugerah Pesona Indonesia (API) yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata RI.
Sebelumnya anggur laut tergolong sebagai makanan tradisional masyarakat Kepulauan Kei yang dikenal dengan nama "lat".  Pada awalnya lat cenderung hanya dikonsumsi oleh masyarakat ekonomi rendah, terutama pada saat ikan sulit ditangkap karena kondisi laut bergelombang.  Kecenderungan  ini turut mengkondisikan rasa percaya diri masyarakat untuk mengkonsumsi anggur laut tersebut.
Pada masa lalu, anggur laut juga dianggap sebagai gulma pada wilayah lain. Â Di Sulawesi, anggur laut dikenal dengan sebutan "lawi-lawi", di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan dan Lombok dikenal sebagai "latoh", di Binuangeun Banten anggur laut disebut "latu/reranten/sasak", di Pulau Bali disebut "bulung boni", di Maluku dikenal sebagai "lat".Â
Anggur laut juga ditemukan pada perairan laut beberapa negara sehingga dikenal dengan nama lokal setempat misalnya "lato atau ar-arosep" di Filipina, "umi budo" di Jepang dan "nama" di Fiji.
Seiring dengan berjalannya waktu dan meluasnya teknologi internet maka berbagai informasi tentang anggur laut yang sangat baik bagi kesehatan telah mendongkrak rasa percaya diri masyarakat untuk mengkonsumsi anggur laut.Â