Mohon tunggu...
Cosmasgun
Cosmasgun Mohon Tunggu... Editor - Pengembara menata kata

Pengelana penikmat alam semesta dan seisinya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Enyahkan Nyinyir dari Medsosmu

26 April 2024   15:56 Diperbarui: 26 April 2024   16:09 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kominfoInput sumber gambar

Perseteruan di dunia politik akan terus berlanjut. Jadi, jangan harap setelah pilihan presiden dan wakilnya sudah berhenti, nyinyiran, hinaan, cacian, akan berhenti dengan sendirinya. Justru akan semakin meningkat. Lho, kok bisa?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna kata "nyinyir" adalah mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet. Di dunia media sosial, nyinyir berlaku untuk apa saja. Bukan hanya postingan politik, apapun bisa dinyinyirin. 

Kali ini akan bahas secara khusus soal nyinyir menyinyiri. Nyinyir, komentar cerewet, komentar negatif, olok-olok, saling mengejek, saling merendahkan, saling menghina, bukan hanya hak pemenang ataupun hak yang kalah dalam perhelatan pilpres, pilkada, pilwalkot dan semacamnya. 

Timbul pertanyaan, mengapa orang nyinyir? Salah satunya, karena jagonya kalah. Masalah lainnya, karena yang menang merasa di atas angin, ketika jagonya diserang, ganti nyinyir. Mengapa orang cerewet? Ya, karena ingin berkomentar. Ada yang karena merasa gemas, ada yang merasa ingin membela jagonya, kepentingannya. Ada pula yang komentar karena ya memang nggak punya kerjaan. Jadi, baca informasi, baca berita, lihat judul, lalu menuju kolom komentar, menanggapi komentar orang lain. Begitu seterusnya. Orang semacam ini juga banyak. Makanya, kalau banyak yang nyinyir salah arah,  ya karena hanya baca judul, lalu komentar, sementara komentar yang ditanggapi beda antara judul dan isinya.

Lalu, mengapa kita harus mengenyahkan nyinyir dari medsos kita? Salah satu alasannya, kalau ingin hidup tenang, damai, dan konsentrasi dengan keseharian kita, ya gak usahlah mengisi hidup dengan nyinyir. Ngapain. Lebih baik, kita membaca informasi, membaca berita, mengambil sisi positifnya saja. Tidak usah lari ke arah kolom komentar. Kalau kita menuju ke kolom komentar, lha tujuannya mau ngerumpi, nyinyir atau mencari pengetahuan? 

Maka, mulai hari ini, kita enyahkan pernyinyiran dari hidup kita. Kalau hidup kita mau tenang. Hidup kita mau enjoy, nyaman. Kalau gatal berkomentar, ya buat saja jadi tulisan, upload di media sosial. Bila komentar kamu bagus, tulisan bagus, bisa juga lho menjadi rujukan orang. Nah, kan. Nyinyir tidak hanya negatif, tapi bisa positif. Berguna untuk orang lain. Yuk, hilangkan nyinyir dari medsos kita. Kalau masih ada, ya biarkan saja. Itu memang tugas mereka untuk saling nyinyir, yang penting kita tidak. Oke.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun