Tim Hibah Program Kemitraan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (PKM UHAMKA) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik Menggunakan Larva Lalat Tentara Hitam (Black Soldier Fly/BSF) di Dusun Tunggilis Pojok, Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur pada tanggal 16-19 September 2022. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 48 orang peserta yang terdiri dari 26 orang ibu rumah tangga, 12 orang pemuda, 4 orang pegawai Desa Ciputri, dan 6 orang petugas dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Bapak Agus Pambudi Dharma, M.Si selaku Ketua Tim Pelaksana sekaligus Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi UHAMKA.Â
"Sampah organik masih menjadi salah satu masalah yang cukup penting di dusun ini sebab masyarakat setempat masih terbiasa membuang sampah hasil panen holtikultura dan sisa masakan di rumah ke aliran sungai yang tentunya hal ini berdampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Semoga dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat memberikan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam mengelola sampah organik menggunakan Larva BSF. Sehingga hasilnya dapat digunakan untuk pakan ikan, unggas, dan dapat dijual di market place," Ujar Agus.
Ibu Nia Novi Hertini, S.AP selaku Kepala Desa Ciputri dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Tim Hibah PKM UHAMKA atas pembangunan Rumah Pojok Maggot di Dusun Tunggilis Pojok, Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah organik.Â
"Saya berharap kepada masyarakat untuk dapat mengelola sampah organik secara terus-menerus dan harus menjaga Rumah Pojok Maggot dengan baik," tutur Nia.
Pemaparan materi pertama mengenai Penanganan Sampah di Desa Penyangga Kawasan TNGGP Sebagai Potensi Implementasi Kegiatan Perubahan Iklim disampaikan langsung oleh Bapak Sapto Aji Prabowo, S.Hut., M.Si selaku Kepala BBTNGGP. Beliau memaparkan bahwa terdapat enam proyeksi perubahan iklim, yaitu: 1) Perubahan Hujan; 2) Kenaikan suhu udara; 3) Muka laut meningkat; 4) Kenaikan suhu laut; 5) Perubahan salinitas; dan 6) Gelombang meninggi. Untuk itu, solusi yang diperlukan adalah dengan membangun kesadaran masyarakat terhadap penanganan sampah agar tidak berdampak pada pemanasan global dari gas rumah kaca (GRK).
Ibu Nur Asiah, SKM., M.Kes sebagai dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Fikes UHAMKA yang sekaligus sebagai pemateri kedua menyampaikan bahwa sampah menjadi salah satu penyumbang dampak negatif pada bumi dan kesehatan manusia. Perlu suatu tindakan dalam mencegah melimpahnya sampah, diantaranya: 1) Bijak dalam mengambil porsi makanan; 2) Mulai memilah sampah organik dan sampah anorganik; 3) Memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos; dan 4) Melakukan biokonversi sampah organik melalui budidaya Larva Maggot BSF.
"Sampah organik mengandung bakteri penyebab penyakit yang menyerang kesehatan manusia yaitu hepatitis A, disentri, penyakit pes, dan demam berdarah," imbuhnya.Â