- Komponen Pengelolaan Kelas dan Lingkungan Belajar Ramah Dalam Sekolah Inklusi
     Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.  Saat ini sekolah ramah anak sudah menjadi sebuah kebijakan telah berjalan dan sudah mulai diterapkan, namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan kasus bullying yang dilakukan siswa baik secara verbal maupun tindakan. Dalam melakukan pengelolaan kelas perlu memerhatikan prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas menurut dajamarah yaitu:
- Hangat dan Antusias
Guru yang hangat dan akrab pada peserta didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
- TantanganÂ
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang, menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
- BervariasiÂ
Penggunaan alat atau  media, gaya mengajar, guru, pola interaksi antara guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian peserta didik.
- KeluwesanÂ
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif..
- Penekanan hal yang positifÂ
Penekanan hal hal yang positif yaitu penekanan yang di lakukan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif dari pada mengomentari tingkah laku yang negatif.
      Adanya para siswa yang berkebutuhan khusus di sekolah inklusi berimplikasi pada perubahan orientasi dan manajemen tidak hanya sekolah juga pada manajemen kelas. Pembelajaran di sekolah inklusif di mana di kelas tersebut beranggotakan anak berkebutuhan khusus menuntut perubahan dan penyesuaian-penyesuaiannya. Pembelajaran ramah anak dapat diimplementasikan dengan strategi pembelajaran inovatif seperti bercerita, sosiodrama, karyawisata, dan juga pembelajaran berbasis masalah. Dengan metode pembelajaran tersebut dapat menciptakan iklim interaksi dengan anak yang harmonis sehingga hubungan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa terjalin dengan baik (Sudirjo: 2016). Strategi belajar yang ramah yang dapat digunakan selama pembelajaran di sekolah inklusi yaitu:
- Pembelajaran dengan sosiodrama
- Pembelajaran dengan service learning
Pembelajaran service learning merupakan pola dan aktivitas belajar siswa, baik dalam kelas maupun dalam kelompok yang melibatkan masyarakat dalam sebuah aktivitas.
- Pembelajaran Dengan Storytelling
Dalam storytelling guru akan bercerita tentang satu kisah yang dilakukan dengan alat peraga ataupun tidak dengan ekspresi, dan intonasi yang sesuai dengan karakter tokohnya. Sehingga dengan ini siswa akan tertarik dan bisa mengingat pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut.
2. Strategi Khusus Pengelolaan Kelas Dalam Belajar Luring
     Strategi guru dalam proses pembelajaran luring yaitu guru sebelum pembelajaran menyiapkan RPP, materi dan media apabila diperlukan. Pada saat pembelajaran di kelas, guru mengatur tempat duduk untuk siswa. Siswa yang mengalami kesulitan atau gangguan maka duduk di depan supaya guru lebih mudah dalam menjangkaunya. Metode yang guru gunakan saat pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, permainan, pemberian tugas dan diskusi. Selain hal tersebut, guru memberikan perhatian yang lebih pada siswa ABK pada saat pembelajaran.
3. Strategi Khusus Pengelolaan Kelas Dalam Belajar Daring
Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh adalah:
- Membuat Perencanaan Pembelajaran Untuk Siswa Berkebutuhan Khusus
    Pada saat pembelajaran jarak jauh saat pandemi, perencanaan pembelajaran sama, hanya saja untuk aktivitas pembelajaran diganti dengan orang tua dan anak, media dan alat yang digunakan orang tua, serta penilaian. Rancangan tersebut diberikan guru kepada orang tua siswa melalui aplikasi di gadget.
- Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Strategi 5M
    Pentingnya strategi pembelajaran jara jauh 5M bagi siswa berkebutuhan khusus adalah produktifitas dan kemandirian siswa tetap bisa berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama antara guru dan orang tua dalam memberikan intervensi pada siswa berkebutuhan khusus melalui model panduan kegaiatan yang diberikan guru. selain itu guru juga bisa memantau perkembangan siswa dengan melakukan refleksi bersama orang tua setelah selesai berkegiatan di waktu yang telah disepakati. (Ahsani: 2020)
    Adanya pelaksanaan strategi 5M dalam pembelajaran jarak jauh, maka kemandirian, produktifitas, dan potensi siswa tetap bisa berkembang walau hasilnya tidak seoptimal saat tatap muka bersama guru disekolah. Dari segi kemandirian siswa didorong untuk melakukan keguatan dirumah secara mandiri. Dari segi produktifitas, siswa didorong dengan melakukan kegiatan seperti membuat karya dari barang bekas, membuat video kegiatan bersama yang dilakukan dengan orang tua. Dari segi penggalian potensi diberikan panduan dengan beragam kegiatan dai guru melalui modul. Langkah-langkah strategi 5M:
- Memanusiakan Hubungan
Dalam pembelajaran jarak jauh, memanusiakan hubungan dilakukan dengan membangun relasi positif yang saling mendukung dan memahami antara siswa, guru, dan orang tua. Guru dapat membuat form yang dilakukan dalam membangun relasi positif dalam pembelajaran jarak jauh era pandemi Covid-19 dengan orang tua dan siswa berkebutuhan khusus.
- Memahami Konsep
Kegiatan memahami konsep yang dilakukan guru pada siswa berkebutuhan khusus era pandmi ini dengan cara memandu siswa berkebutuhan khusus untuk belajar melalui penjelasan tujuan dan proses pembelajaran pada orang tua. Guru dapat membuat modul panduan belajar, video atau artikel-artikel pendukung terkait aktivitas serta tahapan yang harus dicapai oleh siswa berkebutuhan khusus tersebut.
- Membangun Keberlanjutan
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan untuk menumbuhkan respon terhadap stimulus yang diberikan guru. guru harus memantau perkembangan siswa dengan melakukan kegiatan refleksi setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran dirumah.
- Memilih Tantangan
Pada kegiatan ini anak berkebutuhan khusus sudah menyelesaikan secara tuntas terhadap respon dirinya dan diharapkan telah memiliki ketertarikan terhadap aktivitas tertentu yang berfat kontinu.
- Memberdayakan Konteks
Memberdayakan konteks yaitu melibatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar rumah sebagai sumber belajar.
- Melaksanakan Refleksi Bersama Orang Tua Siswa Berkebutuhan Khusus
Kegiatan refleksi dapat dilakukan  guru dengan cara berkomunikasi pada orang tua siswa setelah melaporkan dan mengirimkan gambar foto atau rekaman video pembelajaran yang telah dilakukan dirumah bersama anaknya.
- Melakukan kunjungan (Home Visit)
DAFTAR PUSTAKA
Idhartono Amelia Rizky. 2020. Studi Literatur: Analisis Pembelajaran Daring Anak Berkebutuhan Khusus di Masa Pandemi. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran.Vol. 3 No. 3.
Hamidaturrohmah, dkk. 2020. Implementasi Pembelajaran Dengan Konsep Ramah Anak Dalam Membangun Empati Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar: Jurnal Tunas Nusantara. Vol. 2 No. 1 Hal. 132-142.
Hamidaturrohmah dan Tri Mulyani. 2020. Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Siswa Berkebutuhan Khusus di SD Inklusi  Era Pandemi Covid-19. Elementary: Islamic Teacher Journal. Vol. 8 No. 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H