Periode Modern Inggris, yang dimulai sejak akhir abad ke-15 dengan naiknya Dinasti Tudor (1485), merupakan masa transisi yang membawa Inggris dari kerajaan kecil di Eropa menjadi salah satu kekuatan global terbesar. Transformasi ini dipengaruhi oleh berbagai perubahan dalam politik, ekonomi, dan budaya, yang secara kolektif menciptakan fondasi bagi imperialisme, industrialisasi, dan globalisasi.
1. Perubahan Politik: Dari Monarki Absolut ke Demokrasi Modern
Pada awal periode ini, Inggris berada di bawah pemerintahan monarki absolut yang dipimpin oleh raja-raja seperti Henry VIII dan Elizabeth I. Perubahan besar terjadi dengan Revolusi Glorious (1688), yang mengakhiri absolutisme dan memperkenalkan monarki konstitusional melalui Bill of Rights tahun 1689. Perubahan ini tidak hanya membatasi kekuasaan raja tetapi juga memperkuat parlemen dan membuka jalan bagi demokrasi modern.
Selain itu, Inggris memainkan peran kunci dalam perang global, seperti Perang Tujuh Tahun (1756--1763), yang menegaskan dominasi Inggris di dunia. Selama abad ke-19, sistem politik Inggris semakin inklusif dengan diperkenalkannya reformasi parlemen, seperti Reform Acts (1832, 1867, dan 1884), yang memperluas hak pilih kepada lebih banyak kelas sosial.
2. Pertumbuhan Ekonomi: Dari Perdagangan Kolonial hingga Revolusi Industri
Transformasi ekonomi Inggris dimulai dengan ekspansi kolonial yang dimulai pada abad ke-16. Inggris mendirikan koloni di Amerika, Afrika, dan Asia, yang menjadi sumber daya bagi pertumbuhan ekonomi. Perdagangan segitiga, termasuk perdagangan budak, memperkaya Inggris dan memperluas pengaruhnya di dunia.
Kemudian, Revolusi Industri pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 menjadi titik balik yang lebih besar. Inggris menjadi pusat inovasi teknologi, dengan penemuan seperti mesin uap oleh James Watt dan perkembangan industri tekstil. Infrastruktur seperti rel kereta api, kanal, dan pelabuhan memperkuat peran Inggris sebagai pusat ekonomi global. Revolusi ini juga menciptakan kelas pekerja baru dan mempercepat urbanisasi.
3. Transformasi Budaya: Dari Reformasi hingga Modernisme
Perubahan budaya selama periode modern juga signifikan. Reformasi Protestan pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Henry VIII, memisahkan Inggris dari Gereja Katolik dan menciptakan Gereja Inggris. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi kepercayaan agama tetapi juga identitas nasional.
Pada abad ke-19, Era Victoria membawa nilai-nilai moralitas, kemajuan, dan ekspansi budaya melalui imperialisme. Sastra Inggris berkembang dengan karya-karya besar dari penulis seperti Charles Dickens, Jane Austen, dan George Eliot.
Di abad ke-20, budaya Inggris menjadi lebih kosmopolitan dengan pengaruh imigrasi dari bekas koloni seperti India, Karibia, dan Afrika. Gerakan modernisme dalam seni, musik, dan sastra mencerminkan perubahan sosial dan teknologi yang cepat, sementara Inggris tetap menjadi pusat kebudayaan global hingga saat ini.