Oleh: Mukhammad Alfiya Ilfa
Peristiwa penganiayaan dan penusukan terjadi di kawasan Prawirotaman, kota jogja, pada rabu 23 oktober malam. pelaku sekelompok orang yang sebelumnya berkumpul dan mengonsumsi minumas keras disebuah kafe di kawasan tersebut. dan kedua korban merupakan santri dari pondok pesantren di krapyak. Bantul, inisial SF (19) dan MA (23), kedua korban saat itu tengan membeli sate di dekat lokasi kafe, penusukan santri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Â merupakan salah satu insiden kekerasan yang menyoroti masalah intoleransi dan ketidakamanan di Indonesia.Â
Santri, sebagai representasi generasi muda yang menuntut ilmu agama, seharusnya dapat belajar dalam lingkungan yang aman dan damai. Namun, tindakan kekerasan ini memicu ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama di komunitas Muslim. Penusukan ini bukan hanya sekadar serangan fisik, tetapi juga mencerminkan isu lebih besar mengenai bagaimana kelompok-kelompok tertentu diperlakukan dalam masyarakat yang beragam.
Setelah insiden tersebut, demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai tempat di DIY. Ribuan orang turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka dan menuntut keadilan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya bereaksi terhadap penusukan tersebut, tetapi juga terhadap rasa ketidakadilan yang lebih luas yang mereka rasakan. Demonstrasi ini mencerminkan aspirasi akan perlindungan hak asasi manusia dan penegakan hukum yang adil.
Penusukan santri ini menciptakan dampak sosial yang signifikan. Pertama, rasa aman di kalangan santri dan orang tua mereka mulai terganggu. Banyak orang tua yang merasa khawatir untuk mengirim anak-anak mereka ke pesantren atau lembaga pendidikan agama lainnya. Ketidakpastian ini dapat mengganggu proses pendidikan dan perkembangan generasi muda yang seharusnya dapat belajar dalam lingkungan yang aman.
Kedua, insiden ini memperburuk ketegangan sosial yang sudah ada. Masyarakat yang merasa terancam sering kali bereaksi secara defensif. Demonstrasi yang diadakan setelah penusukan menunjukkan bahwa masyarakat ingin menegaskan hak mereka untuk hidup dalam kedamaian tanpa rasa takut akan kekerasan. Ini bukan hanya tentang satu insiden, tetapi juga tentang perlindungan hak asasi manusia secara umum.
Dari teori keadilan, kita dapat melihat bagaimana penusukan santri ini menciptakan ketidakadilan. Keadilan distributif menunjukkan bahwa setiap individu berhak mendapatkan perlindungan dan rasa aman dalam menjalani kehidupannya. Penusukan tersebut menciptakan ketidakadilan mendalam, dan masyarakat merasa perlu bersatu untuk menuntut perlindungan tersebut. Selain itu, keadilan prosedural menekankan pentingnya proses hukum yang adil. Masyarakat menuntut agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dan proses hukum dijalankan secara transparan.
Demonstrasi yang melibatkan ribuan orang menunjukkan mobilisasi sosial yang kuat. Berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, mahasiswa, dan organisasi masyarakat sipil, turut berpartisipasi. Mereka mengekspresikan kemarahan terhadap tindakan kekerasan dan menunjukkan solidaritas terhadap santri. Selain itu, demonstrasi ini juga menjadi panggilan bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan.
Kesimpulan Peristiwa penusukan santri di DIY mencerminkan tantangan yang lebih besar terkait intoleransi dan kekerasan dalam masyarakat. Melalui demonstrasi, masyarakat mengekspresikan tuntutan mereka akan keadilan dan perlindungan, menunjukkan bahwa pencarian keadilan adalah langkah penting dalam membangun solidaritas dan menghormati hak asasi manusia. Ke depan, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua elemen masyarakat. Upaya kolektif ini tidak hanya diperlukan untuk mencegah terulangnya kekerasan, tetapi juga untuk mewujudkan cita-cita bersama dalam menciptakan masyarakat yang adil dan beradab. Dengan memastikan bahwa setiap individu merasa aman dan dihargai, kita dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan yang harmonis di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI