Mohon tunggu...
Alfiyah Rizzy Afdiquni
Alfiyah Rizzy Afdiquni Mohon Tunggu... Freelancer - Research Enthusiast

this girl loves coffee, books, discuss and you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Pendidikan Islami di Indonesia

22 Desember 2019   20:02 Diperbarui: 22 Desember 2019   20:02 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpaduan Pendidikan dan Pemikiran Islam

"Ketahuilah, sesungguhnya pemisah antara kita dengan ahli bid'ah adalah dalam masalah akal. Karena sesunnguhnya mereka membangun agamanya di atas pemikiran akal semata, dan mereka menjadikan ittiba' dab atsar harus mengikuti hasil pemikiran mereka. Adapun Ahlus Sunnah, maka mereka mengatakan pondasi agama adalah ittiba' sedangkan pemikiran itu mengikutinya."-Imam Al-Ashbahani Rahimahullah

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Adapun pemikiran merupakan aksi (act) yang menyebabkan pikiran mendapat pengertian baru dengan perantaraan hal yang sudah diketahui. Pendidikan dan pemikiran memiliki keterkaitan yang erat. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang membentuk sebuah pemikiran. Karenanya, jika menginginkan pemikiran yang baik, bisa diwujudkan dengan pendidikan yang baik terlebih dahulu.

Bukan rahasia umum lagi, jika pendidikan dan pemikiran Islam merupakan kolaborasi konsep yang baik. Pendidikan Islam menurut Syed Naquib al-Attas bermakna proses pewujudan manusia yang mempunyai adab. Jadi, pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan pemikiran Islam adalah pemikiran yang berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu sehingga dapat dikatakan bahwa pemikiran Islam menjadi variabel independen dalam menyusun dan membentuk persepsi dan pemikiran manusia.

Kaderisasi yang baik dari Rasulullah telah melahirkan peradaban agung, di mana pendidikan dan pemikiran Islam kala itu sangat mengagumkan dan mampu dinikmati warisannya hingga kini. Tentu hal itu tak lepas dari konsep kemurnian pendidikan dan pemikiran yang dalam hal ini ditandai dengan keagungan adab yang notabene tak dimiliki oleh ajaran lainnya di muka ini. Keagungan adab tersebut adalah kemurnian teologi dan kedalaman tasawuf.

Regenarisasi tersebut berlanjut di masa sahabat, tabi'in, hingga tabiut tabi'in. Keksistensian ditandai dengan lahirnya ulama-ulama yang alim dalam ilmu agama sekaligus ahli dalam ilmu pengetahuan umum. Tentunya, sejarah gemilang yang telah diukir, bukan mustahil lagi jika dihidupkan kembali, khususnya di Indonesia sebagai negara mayoritas penduduk Islam terbesar di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun