Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Susahnya Mencari Pembimbing Profesional di Lingkungan Sekolah

6 Maret 2016   20:58 Diperbarui: 6 Maret 2016   21:52 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekolah itu ruang lingkup yang sangat luas, terdapat banyak permasalahan terdapat banyak siswa-siswi yang utama yakni guru. Di sini guru berperan aktif dalam mensukseskan tercapai nya proses pembelajaran di suatu kelas atau ruangan. Apalagi jika di suatu sekolah terdapat permasalahan yang ditimbulkan dari siswa-siswinya pasti yang lebih berperan aktif biasanya guru Bimbingan Konseling (BK) padahal guru yang lain banyak tapi mereka jarang sekali menghiraukan permasalahan yang dibuat ulah oleh siswa-siswinya sendiri.

 Bahkan guru BK jarang memahami kewajibannya sendiri, mereka lalai akan siswa-siswinya yang tidak pernah berbuat ulah di lingkup sekolahan itu sendiri. Anehnya lagi guru BK lebih sering mengurusi anak yang berbuat ulah di sekolah. Padahal siswa-siswi yang lain juga ingin merasakan bimbingan dari seorang guru BK. Inilah yang menjadi permasalahan terbesar yang sering kali di lakukan oleh guru BK di sekolah-sekolah yang ada. Guru BK seharusnya bisa bersikap profesional terhadap siswa-siswinya yang berhak untuk mendapatkan bimbingan agar meraka tidak terjerumus terhadap permasalahan yang sering dilakukan oleh anak yang nakal.

Pemberian stimulus-stimulus terhadap siswa-siswinya terutama anak yang sering berbuat ulah. Hal ini dapat mencegah terulang kembali permasalahan yang ditimbulkan oleh siswa-siswi yang ada. Bukan hanya stimulus-stimulus biasas stimulus secara religi kepada mereka juga harus diterapkannya. Oleh karena itu di butuhkan sekali guru pembimbing yang sangat profesionalitas di bidangnya.

Di sini guru pembimbing yang profesional tidak harus selalu menasehati siswa-siswinya yang kerap sekali mendapatkan masalah. Guru BK tidak perlu panjang lebar menjelaskan ataupun menasehati siswa-siswinya. Yang baik yakni guru BK mendengarkan permasalahan yang dialami setelah selesai mendengarkan permasalahan yang dialami siswa-siswinya guru tidak boleh banyak cakap, disini guru BK tidak boleh banyak cakap agar siswa-siswi yang mengalami permasalahan mampu memetik hikmah dari permasalahan yang dialaminya tanpa harus ada adanya nasehat yang banyak dari seorang guru BK.

Yang sering saya ketahui guru BK kerap sekali bekerja sendirian tanpa ada partner di sekelilingnya. Guru BK itu dianggap guru yang bisa segala hal oleh guru-guru yang lainnya makanya guru BK meskipun bekerja sendirian dianggap enteng. Padahal guru BK begitu rumit jikalau melakukan suatu hal seperti menyelesaikan permasalahan dengan sendiri. 

Ya lumayan pusing jika memikirkan segala hal sendirian tanpa dibarengi oleh partner setia yakni guru kelas itu sendiri. Guru BK profesional itu mampu menggerakkan seluruh warga di sekolahan agar mampu bekerja sama dengan si guru BK. Agar semua planning-planning yang akan dilaksanakan guru BK berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan.

Semoga dengan adanya tulisan ini guru BK di seluruh sekolah yang ada bisa mengambil hikmah dari tulisan ini agar menjadi guru pembimbing yang profesional dan bisa memahami semua siswa-siswi tanpa terkecuali. Dan juga bisa mengajak kerjasama semua guru yang ada di sekolah agar tidak memikul beban berat yang di laksanakan oleh guru BK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun