Mohon tunggu...
NOVA SYAID AL ZUBAYR
NOVA SYAID AL ZUBAYR Mohon Tunggu... Penulis - Pujangga

Jika Kamu Ingin Namamu Tetap Abadi, Maka Mulai Saat Ini Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu, Jangan Kau Bunuh Tumbuh Kembangku

1 Oktober 2018   15:49 Diperbarui: 1 Oktober 2018   20:09 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tidak pernah tau bahwa suatu saat nanti ketika anak kita sudah dewasa akan terlempar ke bagian bumi Allah sebelah mana. Maka izinkanlah dia untuk belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan sampai kita memainkan peran menjadi ibu sekaligus koki dan tukang cuci, atau memainkan peran sebagai ayah, sekaligus sopir dan tukang ledeng. Ingatlah bahwa kita bukan tim penolong disaat bencana sedang terjadi, maka janganlah kita memaksa untuk membantu dan berusaha memperbaiki semuanya.

Ketika anak kita mengeluh karena mainan puzzelnya tidak bisa dirangkai menjadi satu, "Sini ayah bantu". Ketika anak kita mengeluh karena tidak bisa membuka tutup botol, "Sini mama saja yang membukakan". Ketika anak kita tidak bisa mengikat tali sepatunya, "Sini mama ikatkan". Jika kata-kata tersebut terus keluar dari bibir kita sebagai orang tua, lalu kapan anak kita bisa belajar menyelesaikan masalahnya sendiri?

Berikan anak kita kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri, berikan keterampilan menangani stres, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi untuk setiap permasalahan yang sedang mereka hadapi. Karena keterampilan-keterampilan tersebut merupakan suatu hal yang wajib diberikan oleh setiap orang tua kepada anaknya. Dan keterampilan tersebut harus selalu dilatih agar bisa terampil, sebab keterampilan seperti ini tidak muncul begitu saja dalam waktu sekejap.

Berikan juga kemampuan untuk menyelesaikan masalah, bertahan dalam kondisi sulit tanpa menyerah. Keterampilan ini tidak hanya membuat seorang anak mampu mengerjakan ujian nasional di sekolahnya, namun juga bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang bisa terjadi dikehidupannya kelak.

Tampaknya memang sangat sepele, apa salahnya membantu anak? Namun jika kita bergegas membantu untuk menyelesaikan setiap permasalahannya, secara tidak langsung kita telah mendidik anak kita untuk menjadi seorang yang mudah putus asa serta menjadikan anak kita sebagai seorang yang suka bergantung kepada orang lain.

 Jika kita telah menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk mengembangkan kemampuan IQ anak kita, maka seharusnya kita juga melakukan hal yang demikian untuk mengembangkan  kemampuan AQ nya.

AQ? Apa itu AQ? Menurut Paul G. Stoltz, AQ atau biasa disebut dengan Adversity Quotient merupakan kecerdasan untuk menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Kalau begitu bukankah AQ lebih penting daripada IQ didalam menghadapi masalah sehari-hari?

Perasaan mampu melewati ujian itu merupakan suatu hal yang sangat luar biasa nikmatnya. Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang sulit, kadang membuat diri kita semakin percaya diri bahwa meminta tolong hanya boleh kita lakukan ketika kita benar-benar tidak sanggup lagi untuk menyelesaikannya. Jadi izinkanlah anak kita untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Tidak masalah anak kita mengalami sedikit kesulitan, menangis, dan merasa kecewa terhadap sikap kita. Tahan bibir kita agar tidak mengucapkan kata-kata yang bisa membuat anak kita semakin bergantung kepada kita, tahan langkah kaki dan tangan kita agar tidak segera menghampirinya untuk membentu menyelesaikan setiap masalah yang sedang dihadapinya, ajari mereka agar tidak mudah putus asa serta mudah bergantung kepada orang lain. Kalau kita selalu menjadi malaikat penolong untuknya, maka apa yang akan terjadi kepada anak kita setelah kita tiada nanti?

 Sulit memang untuk tidak mengintervensi diri kita ketika melihat anak kita sedang mengalami kesulitan, apalagi sebagai orang tua, insting pertamanya adalah melindungi anak-anaknya.

Oleh sebab itulah melatih kemampuan AQ bagi anak merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi kita sebagai orang tua. Namun perlu kita sadari bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah mudah, masalah akan terus ada setiap harinya. Maka dari itu kita harus tetap bertahan ketika ada masalah yang datang menghampiri kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun