Mohon tunggu...
Alfius Sabon
Alfius Sabon Mohon Tunggu... Editor - Editor

Alfius Sabon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

7 Desember 2023   09:11 Diperbarui: 7 Desember 2023   09:14 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bimamedia-gurusiana.ap-south-1.linodeobjects.com/

Bapak Ki Hajar Dewantara telah meletakkan beberapa konsepsi sebagai Dasar Pendidikan Nasional. Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para seniman pendidikan (guru, pemangku kebijakan, orang tua, dan pejuang pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan "Merdeka Belajar". Dasar-dasar pendidikan inilah yang harus dijadikan pedoman dalam pendidikan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya.

Menurut KHD, Pendidikan (Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), "Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya". Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak".

KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan, karena Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.

Dalam menuntun pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran Guru atau pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, tanpa memaksa padi berubah menjadi jagung. Ia hanya merawat padi tersebut dengan cara memelihara tanaman itu, memperbaiki kondisi tanah, menyiramnya setiap hari, memberi pupuk, membasmi hama ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman tersebut. Petani tidak dapat memaksa agar padi tumbuh menjadi padi. Begitupun dengan Guru / pendidik. Pendidik hanya bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya.

Menurut KHD Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kodrat zaman. kita sebagai pendidik harus menuntun dan memberikan teladan yang baik pada anak. Mereka harus dituntun agar dapat bertumbuh dan berkembang sesuai jati diri masyarakat Indonesia yang memiliki keadaban yang tinggi. Ini penting agar dapat membentuk karakter anak sesuai adat ketimuran seperti memiliki sikap sopan, saling menghormati, peduli, ramah, sikap gotong royong, saling menolong dan sikap budi baik lainnya. Sedangkan kodrat zaman yaitu, anak dibimbing agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Anak-anak harus memiliki pengetahuan global dengan keterampilan sesuai abad 21. Mereka dibimbing agar mampu bersaing dan berkompetisi pada era yang bebas saat ini. Selain itu, mereka dituntun agar terbuka pada perubahan, namun memiliki karakter untuk mampu selektif pada perubahan tersebut. Hal yang baik, harus diterima dan dijadikan pedoman untuk mengupgrade diri dan kemampuan mereka. Hal yang kurang baik, maka bisa dibiarkan saja tanpa harus diikuti. Benteng diri yang kuat adalah karakter.

Oleh karean itu, kita sebagai guru harus memberikan dampingan dan pengawasan serta memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan pengetahuannya seluas luasnya seiring perkembangan zaman dan tidak terlepas dari fungsi kontrol kita sebagai guru dan orang tua yaitu memberikan motivasi dan memberikan pengertian kepada anak atau siswa agar tetap memegang teguh nilai-nilai atau norma-norma kemanusiaan yang ada sehingga tujun mendeka belajar dapat terwujud sesuai dengan semboyan Bapak Ki Hajar Dewantara yaitu di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan.

Kita sebagai pendidik menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan, memberi semangat, memberi dorongan dan serta mengayomi peserta didik, Guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik.  Karena tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada murid. Pendidik adalah penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru menuntun, membimbing peserta didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan membantu mereka menerapkan konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam kehidupannya sehingga anak-anak atau peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan hidupnya.

Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman Budi Pekerti atau pengembangan karakter. Menurut KHD, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Hal ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan. Budi pekerti juga merupakan modal dasar kebahagiaan yang berperi-kemanusiaan. Budi pekerti merupakan kunci untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup.

Pendidikan haruslah berpihak pada murid. Pendidik harus menghamba pada Sang Anak, lebih mementingkan Sang Anak daripada karirnya sendiri. Segala sesuatu yang pendidik lakukan ikhlas dan berpusat pada anak. Pendidik dengan niat ikhlas dan suci hati, terlepas dari segala ikatan berniat menghamba pada Sang Anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun