Tenun ikat tradisional asal Adonara terdiri dari Kewatek (untuk perempuan,) dan Nowing (untuk laki-laki). Tenunan ini berbeda-beda motifnya. Tenunan Adonara ini memiliki ciri umum dengan variasi lebih dari 3 benang dan ukiran motif hanya berada di bagian atas dan bawah sarung saja.
Satu lagi yang membedakan kwatek Adonara dengan kwatek lain adalah, penggunaan benang yang di buat sendiri dari kapas sebagai campuran, meskipun cuma sedikit, tetapi pasti selalu ada.
Penggunaan Kwatek dan Nowing
Tenunan tradisional ini sampai sekarang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Adonara meskipun dengan frekuensi yang mulai menurun sebagai akibat dari perkembangan mode dalam fashion yang didukung oleh kelancaran arus barang dan jasa serta berkurangnya minat menggunakan Kewatek.
Tetapi pada acara ataupun pesta adat kwatek masih tetap digunakan karena merupakan sebuah keharusan,misalnya dalam tarian hedung atau tarian lain seperti sole, lili dll, dalam pesta pernikahan, ataupun pada saat kematian dan upacara adat lain yang bukan pesta.
Untuk Kewatek Kiwane (asli) proses pembuatannya bisa memakan waktu selama sebulan serta tergantung musim berbunga dari pewarnanya (keroke) dan tentunya musim berbuah kapas. Untuk Kewatek biasa, pembuatannya memakan waktu kisaran satu minggu.
- Balok Kapek :Â proses memisahkan kapas dengan biji kapas dengan menggunakan alat yang di sebut Menalok
- Buhu Kapek: proses penghalusan kapas yang dapat dijadikan benang dengan menggunakan menuhuk.
- Ture Lelu: proses pembuatan benang dengan menarik dan memelintir kapas dengan menggunakan Tenure
- Lawa Bena:Â proses pengaturan benang agar tidak kusut dengan menggunakan Blawa.
- Ta Warna: proses pewarnaan benang dengan menggunakan pewarna alami dan di rendam di dalam kendi.
- Pai Bena: proses penjemuran benang yang sudah di warnai
- Pudu Bena: proses pemintalan benang
- Neket :Â proses awal penyusunan benang berdasarkan warna dan motif helai demi helai
- Tane :Â proses penenunan. Setelah selesai dengan Tane proses berikutnya adalah menjahit seperti biasa sesuai bentuk dan kwatek pun siap digunakan.
Nah, itu sedikit informasi tentang motif daerah Adonara. Masih banyak motif daerah lainnya di kabupaten Flores Timur. Tentunya memiliki ciri khas masing-masing. Dengan mempelajari dan mengenakan pakaian adat daerah, kita turut serta menjadi pelopor dalam hal mencintai produk lokal.
Diharapkan melalui pencanangan pengenaan pakaian adat Lamaholot dapat meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap produk lokal, menumbuhkan kesadaran di tengah orang-orang muda Flores Timur untuk terlibat aktif dalam upaya melestarikan adat dan budaya Lamaholot.Â
Mari cintai produk-produk lokal.