Dinginnya ruang sepi yang menyelimuti
Angin yang sibuk menyerang kegelisahan
Perjuangan memanusiakan manusia
Hidup penuh keikhlasan
Jangan mendamba inginmu terlalu tinggi
Aku, kamu, kita semua hanya manusia
Kita ciptaan bukan menciptakan
Kita tidak abadi
Pilu dan resah terus mencibir
Tangan yang mengadah
Mulut yang berdoa
Penuh harap tuhan memberi mudah
Tuhan, aku masih disini
Berharap kau basuh diriku menjadi manusia kuat
Puisi ini bagai saksi dan bukti
Aku sedang memperjuangkan keumatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!