Berdasarkan pemaparan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa fondasi utama sekaligus yang menjadi kunci penting terhadap keberhasilan program merdeka belajar adalah kemampuan untuk berpikir secara kompherensif dan kritis bagi setiap pendidik dan peserta didik. Kemampuan untuk berpikir secara kritis ini kemudian dibahasakan sebagai kemerdekaan berfikir yang harus diprakarsai oleh pendidik kemudian diajarkan kepada para setiap peserta didik.
 Oleh karena berpikir kritis merupakan topik yang penting dan vital dalam pendidikan modern, maka semua pendidik semestinya tertarik untuk mengajarkan berpikir kritis kepada para siswanya. Para pakar dan instruktur pendidikan diharapkan terlibat secara aktif dalam merencanakan strategi pembelajaran keterampilan berpikir kritis.Â
Tujuan khusus pembelajaran berpikir kritis dalam pengajaran sains atau dalam bidang studi lainnya adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan sekaligus menyiapkan para siswa untuk mengentaskan setiap permasalahan kehidupan. Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan yang relevan dan reliabel tentang dunia realita.Â
Seseorang yang berpikir secara kritis mampu mengajukan pertanyaan yang cocok, mengumpulkan informasi yang relevan, bertindak secara efisien dan kreatif berdasarkan informasi, dapat mengemukakan argumen yang logis berdasarkan informasi, dan dapat mengambil simpulan yang dapat dipercaya. Berpikir kritis merupakan aktivitas mental dalam mengevaluasi suatu argumen atau proposisi dan membuat keputusan yang dapat menuntun diri seseorang dalam mengembangkan kepercayaan dan melakukan tindakan.
Untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran perlu dilakukan strategi-strategi sebagai berikut.Â
Pertama, menyeimbangkan antara konten dan proses, dalam penyampaian materi pelajaran agar diseimbangkan antara konten dan proses. Kedua, seimbangkan antara pembelajaran berbasis ceramah (lecture) dan diskusi (interaction), Ketiga, ciptakan kelas yang aktif (diksusi kelas), guru sebaiknya memulai presentasi dengan "pertanyaan". Ajukan pertanyaan yang dapat mengkreasi suasana antisipasi dan inkuiri.
Lima kunci untuk menciptakan atau membuat suasana kelas yang interaktif, yaitu (1) mulailah setiap pembelajaran dengan sebuah permasalahan atau kontroversii; (2) gunakan keheningan untuk membangunkan refleksi atau respon dari peserta didik; (3) atur ruang kelas dengan seksama mungkin untuk dapat membangkitkan ketertarika dan interaksi dalam pembelajaran; (4) Jika mungkin, tambahkan durasi waktu pembelajaran (extend class time). Berpikir kritis akan terjadi jika peserta didik memiliki waktu yang tepat untuk sampai pada refleksi; dan (5) ciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman (Atmoko, 2020).
Berdasarkan penjelasan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa program merdeka belajar merupakan salah satu gerakan yang baik bagi dimensi kependidikan untuk merevitalitas kebiasaan atau paradigma lama dalam dunia sekolah.Â
Paradigma lama seperti pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher center), pasifnya peserta didik selama pembelajaran, kurangnya berpikir secara kompheresif dan kritis, dan ketakutan peserta didik dalam mengexplore hal yang baru diharapkan mampu diminimalisir lewat kebiasaan baru yang dihadirkan dalam program merdeka belajar ini. Lewat program merdeka belajar ini diharapkan mampu untuk menambal segala permasalahan paradigma lama dalam dunia kependidikan, khususnya terkait berpikir kritis (critical thinking).
Daftar Pustaka
Arjanto, D. (2022, Februari 13). Apa Itu Merdeka Belajar: Tersebab Survei Jebloknya Matematika dan Literasi Siswa. Dipetik Mei 2022, dari Tempo.co: https://nasional.tempo.co/read/1560429/apa-itu-merdeka-belajar-tersebab-survei-jebloknya-matematika-dan-literasi-siswa
Atmoko, B. (2020, Januari 28). " Ajarkan Siswa Keterampilan Berpikir Kritis ". Dipetik Mei 2022, dari Pena Rumah Belajar: http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2020/01/ajarkan-siswa-keterampilan-berpikir-kritis/
Cekin, A. (2015). The Investigation of Critical Thinking Dispositions of Religious Culture and Ethics Teacher Candidates. Journal of Education and Learning (EduLearn), 9(2), 158--164. https://doi.org/10.11591/edulearn.v9i2.1718
Hashemi, S. A. (2011). The Use of Critical Thinking in Social Science Textbooks of High School: A Field Study of Fars Province in Iran. Online Submission, 4(1), 63--78.
Kurniawan, N. A. (2020, Juli). Urgensi Pendidikan Berpikir Kritis Era Merdeka Belajar bagi Peserta Didik. Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 16, No. 1(p-ISSN:1858-1080|e-ISSN: 2615-6547), 104 - 109.
Prayogi, S., Yuanita, L., & Wasis, L. (2018). Critical inquiry based learning: A model of learning to promote critical thinking among prospective teachers of physic. Journal of Turkish Science Education, 15(1), 43--56. https://doi.org/10.12973/tused.10220a
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H