Ditulis bersama M. Rohmadi.
Perkembangan zaman dengan merambahnya teknologi pada setiap lini kehidupan memang tidak bisa kita hindari. Teknologi sekarang ini menjadi penyokong utama dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari kegiatan di perkantoran, jalanan, sekolah, dan juga rumah. Pada kegiata di rumah misalnya, untuk mengefisienkan waktu dan tenaga, banyak dari kita menggunakan mesin cuci untuk mencuci baju, menyimpan berbagai makanan di kulkas, membersihkan sudut-sudut rumah dengan teknologi bernama vacum cleaner. Sebenarnya, pekerjaan-pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan manual, tapi perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia untuk mengerjakannya.
Kehidupan yang serba mudah dan terkesan instan tersebut tentu mengubah banyak pola hidup manusia sekarang. Pada awalnya kita dalam satu jam mungkin hanya bisa mengerjakan satu pekerjaan seperti mencuci baju, sekarang ini bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Pada generasi yang terbiasa dengan hal tersebut, tentu terdapat dampak yang ada. contohnya seperti menginginkan segala hal berjalan dengan instan, padahal teknologi tersebut juga pada hakikatnya membutuhkan proses ketika akan bekerja.
Salah satu aspek yang nyata terdampak dengan adanya kemajuan teknologi ini salah satunya adalah pendidikan. Siswa-siswa yang sedang bersekolah saat ini merupakan generasi Z yang sejak kecil telah dicekoki dengan berbagai kemudahan dari teknologi. Kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan menggunakan teknologi ini membuat mereka terbiasa dengan hal-hal yang berbau instan. Adanya gawai juga memudahkan mereka untuk mengakses banyak informasi dari seluruh penjuru dunia. Mereka dapat mengetahui berbagai hal dan berkomunikasi dengan banyak orang lewat media sosial. Dengan adanya kemudahan dalam memperoleh informasi ini menjadikan sekolah, atau guru khususnya, bukan menjadi sumber utama lagi dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
Guru dalam era digital ini dituntut untuk berpikir kreatif dan mengeluarkan inovasi. Guru harus menciptakan pembelajaran yang adaptif agar siswa tidak merasa bosan dan malas ketika bersekolah. Ketika teknologi memberikan kemudahan dalam memperoleh berbagai informasi, maka tugas sekolah bukan lagi sumber memperoleh pengetahuan, tapi tempat untuk mengelola pengetahuan itu sendiri. Hal ini seperti yang yang dikatakan Syahputra (dalam Rahayu, et al., 2022) mengenai empat prinsip pokok pembelajaran abad ke-21, yaitu: 1) Instruction should be student-centered. Beberapa tahun ini, kurikulum yang dibentuk mengedepankan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Siswa ditempatkan subjek pembelajaran dan dituntut secara aktif dalam memperoleh dan menyimpulkan materi yang sedang dipelajari. Siswa juga tidak dituntut untuk mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi bisa mengeksplor dirinya seduai dengan kapasitas minat dan bakat yang dimiliki. 2) Education should be collaborative. Adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa, membuat guru perlu menghadirkan sebuah tugas berbentuk projek yang memerlukan kolaborasi antar siswa. Adanya kolaborasi ini membuat siswa dapat memahami bagaimana karakter dari setiap orang yang berbeda. Nantinya siswa diharapkan dapat berkolaborasi dengan orang-orang yang mempunyai berbagai latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. 3) Learning should have context. Pendidikan dilakukan untuk menghasilkan generasi masa depan yang baik. Dengan kata lain, proses dalam pendidikan ini tidak hanya memikirkan masa sekarang saja, tetapi untuk kebutuhan masa depan. Guru pada pembelajaran diharuskan untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga diminta untuk mengembangkan metode pembelajaran yang dapat menghubungkan siswa dengan dunia nyata. Hal ini agar siswa ketika nantinya sudah lulus, dapat mengimplementasikan ilmu tersebut di kehidupan sehari-hari. 4) Schools should be integrated with society. Siswa tentu masih menjadi bagian dari suatu masyarakat. Selain kehidupannya di sekolah, siswa juga menjalani hari-harinya di lingkungan tempat tinggalnya. Guru ataupun sekolah harusnya dapat melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan sosial seperti pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan empati sosialnya. Aktivitas sosial ini juga menjadi salah satu upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Empat prinsip pokok pembelajaran abad ke-21 ini harus diterapkan dengan baik oleh guru. Guru harus mampu beradaptasi dengan kondisi siswa masa kini agar bisa menciptakan pembelajaran yang adaptif. Pada pembelajaran di kelas misalnya, yang dulunya siswa hanya fokus mendengarkan guru dalam menjelaskan materi, sekarang diganti dengan berbagai projek yang memfokuskan siswa sebagai subjek pembelajaran. Projek ini dibuat agar siswa bisa menemukan sendiri mengenai materi yang sedang dipelajari. Dengan adanya proses menemukan tersebut, siswa dapat mengambil kesimpulan yang mengasah kemampuan berpikir kritisnya.
Teknologi juga perlu dihadirkan dalam pembelajaran. Guru setidaknya mengetahui bagaima cara mengoperasikan gawai untuk membuat media pembelajaran berbasis teknologi. Para generasi Z saat ini banyak sekali disuguhkan dengan berbagai visual menarik di internet. Oleh karena itu, guru harus bisa mengemas materi yang disampaikan sesuai dengan visual yang biasa mereka lihat. Misal guru membuat game yang berisi latihan soal menggunakan quiziz, pada media ini siswa dapat berkompetesi menyelesaikan soal dengan tampilan visual seperti saat bermain game. Adanya quiziz ini membuat siswa tertantang dan merasa semangat karena tidak monoton membaca soal saja.
Menciptakan pembelajaran yang adaptif memang membutuhkan usaha yang lebih. Bagi guru yang belum terbiasa dengan teknologi pada era ini, perlu banyak hal yang dipelajari. Namun bagi guru-guru muda yang sudah akrab dengan berbagai macam teknologi, mari gunakan kemudahan yang ada untuk membuat pembelajaran lebih terasa menyenangkan bagi siswa. Salam belajar!
Daftar Pustaka
Rahayu, R., Iskandar, S., Abidin, Y. (2022). Inovasi Pembelajaran Abad 21 Dan Penerapannya Di Indonesia. Jurnal Basicedu: 6(2), 2099-2104, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2082
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H