Oleh Fatiya Rosyida, Alfi Sahrina, Rudy Calvin Pasaribu, Jannatul Uyun
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) diselenggarakan oleh Departemen Geografi dengan peserta dari mahasiswa S1 Pendidikan Geografi Angkatan 2022. Salah satu bentuk kegiatan KKL I yaitu kunjungan edukasi di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Sebelum ke Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, mahasiswa S1 Pendidikan Geografi telah melakukan kajian kepesisiran ke Pantai Karang Sewu dan Tanah Lot, pengelolaan sumberdaya kelautan ke BPISDKP, sosial dan kebudayaan ke Desa Adat Panglipuran, geologi ke Batur Geopark Museum, dan pertanian ke Tegallalang Rice Terrace. Kunjungan edukasi ke Fakultas Pariwisata Universitas Udayana juga merupakan salah satu implementasi kerjasama dengan mitra dalam bidang pendidikan.Â
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Oktober 2023 jam 09.00 - 12.00 WITA berlokasi di Aula Manuaba Lantai 4 Fakultas Pariwisata. Rangkaian agenda dalam kuliah tamu, yaitu penayangan profil Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, pemberian sambutan oleh Ibu Yayu Indrawati, S.S., M.Par., Ph.D. selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Pariwisata Budaya Bali dalam Prespektif Geografi yang disampaikan oleh Prof. I Komang Astina, M.S., Ph.D., Pariwisata Berbasis Lingkungan dalam Kajian Geografi di Bali yang disampaikan oleh Prof. Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sesi ramah tamah termasuk pemberian cinderamata dan foro bersama.
Prof. Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si. menjelaskan lebih spesifik tentang kepariwisataan di Bali. Bali memiliki banyak destinasi wisata dunia yang potensial untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Bali menggunakan Budaya sebagai potensi unggulan wisata. Kepariwisataan budaya Bali adalah pariwisata yang berlandaskan ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana sebagai potensi utama. Perkembangan pariwisata Bali dari dahulu hingga saat ini dipengaruhi oleh faktor keragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Oleh karena itu, sangat tepat kiranya jika pariwisata Bali disebut sebagai pariwisata yang berbasis budaya atau sering di sebut Pariwisata Budaya Bali. Adat, seni, dan budaya Bali sebagai potensi dasar yang dominan di dalamnya tersirat satu cita-cita akan adanya hubungan timbal balik antara pariwisata dan kebudayaan. Dengan demikian, akan terwujud hubungan timbal-balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, serta kelestarian budaya dan lingkungan.
Selain berbasis budaya, Bali juga mengembangkan wisata berbasis lingkungan. Pariwisata berbasis lingkungan menjadi penting dalam pembangunan karena dapat menjaga keberlangsungan pariwisata dan tetap terpeliharanya lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk generasi mendatang. Pembangunan pariwisata berbasis lingkungan juga dapat meminimalisir resiko bencana yang terjadi akibat pembangunan sehingga kelangsungan hidup masyarakat dapat berjalan dengan baik. Pembangunan pariwisata berbasis lingkungan diimplementasikan dengan melakukan kajian geografi wilayah untuk menentukan potensi wisata di wilayah tertentu. Selain itu, memperhatikan daya dukung  dalam pembangunan agar potensi wilayah dapat mendukung kebutuhan pariwisata di tempat tersebut.
Kegiatan kunjungan edukasi ini bertujuan memberikan wawasan tentang Kepariwisataan Bali dalam Kajian Geografi yang merujuk pada Pariwisata berbasis Budaya dan Lingkungan. Wawasan ini penting dimiliki oleh mahasiswa agar mampu mengembangan pembelajaran tentang sustainable tourism development dalam mata pelajaran geografi. Mereka dapat merancang strategi, model, bahan ajar, dan media pembelajaran inovatif dan kontekstual sesuai dengan memperhatikan karakteristik peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H