Mohon tunggu...
alfi sahrina
alfi sahrina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Geografi FIS UM

Hobi travelling dan olahraga, senang dengan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, edukasi, dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendampingan Masyarakat dalam Pengelolaan Eduekowisata di Malang Selatan

17 Oktober 2022   09:58 Diperbarui: 17 Oktober 2022   10:20 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialiasi tentang Eduekowisata di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang/dokpri

Kegiatan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan eduekowisata di Malang Selatan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan objek wisata. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh beberapa dosen di Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Alfi Sahrina, S.Pd., M.Pd (dosen Departemen Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang). Pendampingan masyarakat dilakukan di Desa Srigonco yang merupakan salah satu desa binaan UM, serta melibatkan Pusat Studi Lingkungan, Mitigasi, dan Kebencanaan (PLMK) LPPM UM. Pengembangan objek wisata yang dimaksud dalam pengabdian ini mengarah pada pengelolaan objek wisata dengan menggunakan prinsip eduekowisata di pesisir Malang Selatan, khususnya Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Kegiatan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan eduekowisata di Malang Selatan dibuka secara langsung oleh Bapak Didit Puji Leksono, S.Pt selaku Kepala Desa Srigonco. Kegiatan pendampingan dimulai dengan adanya sosialisasi tentang potensi Desa Srigonco dan pengembangan eduekowisata. Sosialiasasi tentang Potensi Desa Srigonco disampaikan oleh Dr. Yuswanti Ariani Wirahayu, M.Si (dosen Departemen Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang) dan sosialisasi tentang potensi eduekowisata disampaikan oleh Prof. Dr. Fatchur Rohman, M.Si (dosen Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang). Kegiatan sosialisasi ini disambut dengan antusias oleh masyarakat dan berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan, terutama dalam pengembangan objek wisata di Desa Srigonco.

Pembukaan oleh Bapak Didit Puji Leksono, S.Pt (Kepala Desa Srigonco)/dokpri
Pembukaan oleh Bapak Didit Puji Leksono, S.Pt (Kepala Desa Srigonco)/dokpri

ImagePenyampaian materi oleh Dr. Yuswanti Ariani Wirahayu, M.Si dan Prof. Dr. Fatchur Rohman, M.Si/dokpri
ImagePenyampaian materi oleh Dr. Yuswanti Ariani Wirahayu, M.Si dan Prof. Dr. Fatchur Rohman, M.Si/dokpri
Srigonco merupakan desa yang memiliki potensi objek wisata yang menarik, terutama wisata pesisir. Hal ini dikarenakan Srigonco terletak di ujung selatan Kecamatan Bantur yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Salah satu icon wisata pesisir yang terdapat di Desa Srigonco yaitu Pantai Balekambang. Tidak hanya itu, Srigonco juga memiliki pantai Regent yang masih alami dan memberikan pemandangan yang mengagumkan. Berbagai objek wisata lain seperti Pantai Anjat, Pantai Penantian, Pantai Pesanggrahan, Pantai Krambilan, Coban Kedung Darmo dan beberapa potensi objek wisata lain juga terdapat di Desa Srigonco masih perlu dikembangkan untuk menarik wisatawan. Selain meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, pengembangan objek wisata diharapkan dapat mengedepankan aspek edukasi dan ekologi agar kelestarian alam Desa Srigonco tetap terjaga.

Eduekowisata merupakan salah satu bentuk pengembangan wisata yang memperhatikan aspek ekologi. Pengembangan objek wisata dengan menggunakan prinsip eduekowisata bertujuan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan beserta ekosistemnya. Selain itu, eduekowisata menjadi sarana pembelajaran sejak dini yang menggunakan prinsip berwawasan lingkungan. Penerapan konsep eduekowisata juga dapat digunakan sebagai media pendidikan karakter berbasis lingkungan. 

Adanya pengembangan eduekowisata pada objek wisata di Desa Srigonco diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi pengelola wisata tapi juga masyarakat sekitar. Masyarakat dapat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan objek wisata secara partisipatif. Selain itu, juga perlu dilakukan pendataan terkait potensi wisata yang ada di Desa Srigonco, sehingga pemerintah desa dan masyarakat lokal dapat mengetahui potensi desanya dan arah pengembangan wisatanya.

Identifikasi potensi dan hambatan yang terjadi di Desa Srigonco dilakukan dengan diskusi terbuka antara tim pengabdian, PLMK, aparat desa dan masyarakat lokal Desa Srigonco. Hal ini bertujuan untuk menggali potensi yang masih belum terekpslore dan membuka pandangan masyarakat untuk melakukan pengelolaan hasil panen menjadi produk yang memiliki nilai jual. Terlebih Desa Srigonco akan dilewati jalur nasional yang menjadi poin tambah dalam memperkenalkan dan menjual produk yang dihasilkan oleh masyarakat lokal, sehingga bisa menjadi ciri khas Desa Srigonco yang dapat dijadikan souvenir atau buah tangan bagi wisatawan.

Diskusi terbuka antara tim pengabdian, PLMK, aparat desa dan masyarakat lokal Desa Srigonco/dokpri
Diskusi terbuka antara tim pengabdian, PLMK, aparat desa dan masyarakat lokal Desa Srigonco/dokpri

Selanjutnya perlu dilakukan survey lapangan untuk melakukan pendataan tentang kondisi morfologi dan potensi objek wisata yang terdapat di Desa Srigonco. Pendataan ini perlu dilakukan dengan melakukan inventarisasi potensi dan pembuatan map of service untuk mempermudah identifikasi pola eduekowisata yang akan dikembangkan di Desa Srigonco. Setelah potensi Desa Srigonco terinventarisasi, berikutnya perlu penguatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan objek wisata dengan menggunakan prinsip eduekowisata. Penguatan bisa dilakukan dengan pengarahan dan pendampingan dalan pengelolaan wisata.

Kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan baik dan mendapat apresiasi dari perangkat Desa Srigonco. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sebuah langkah awal bagi masyarakat desa untuk bertansformasi mengoptimalkan potensi Desa Srigonco. Berbagai permasalahan mencoba untuk dipecahkan dengan menggali akar masalah dan mulai mencari solusi yang ditawarkan. Berdasarkan hasil angket yang telah dihimpun oleh tim pengabdian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap eduekowisata sudah baik dan perlu melibatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengembangan objek wisata dengan menggunakan prinsip eduekowisata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun