Mohon tunggu...
Alfira Najmi Ramadhani
Alfira Najmi Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Ilmu Komunikasi'21 (21107030064)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semangat Baru Para Pedagang di Teras Malioboro Pasca Pandemi Mereda dan Relokasi Tempat

14 Juni 2022   16:04 Diperbarui: 14 Juni 2022   16:11 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Sejak awal tahun 2020, wabah virus corona tidak hanya menyerang bidang kesehatan, tetapi juga menyerang berbagai bidang kehidupan manusia di berbagai negara dan menganggu berbagai macam sektor kehidupan manusia, termasuk sektor ekonomi. Para pedagang yang awalnya memiliki banyak pembeli harus kembali memutar otak untuk mencari solusi agar dagangannya kembali laku di tengah kondisi sulit pandemi Covid-19.

Hal ini sangat berdampak juga bagi para pedagang di Teras Malioboro. Semenjak pandemic Covid-19 melanda, wisatawan yang tadinya banyak datang untuk mengunjungi kota Yogyakarta menjadi sepi. Sehingga mau tak mau hal ini sangat menghantam sisi penghasilan dari para pedagang. Terlebih, seperti yang kita ketahui, para pedagang mulai pindah ke gedung Teras Malioboro yang masih berada di kawasan pariwisata Yogyakarta. Ribuan pedagang kaki lima yang sebelumnya menempati sela-sela pertokoan dan pejalan kaki di kawasan Malioboro, kini menempati dua bangunan Teras Malioboro. Gedung Malioboro Teras 1 terletak di sisi selatan Malioboro sedangkan gedung Malioboro Teras 2 terletak di sisi utara Malioboro.

Perubahan ini tentunya harus diketahui oleh wisatawan dan warga lokal yang berkunjung ke Malioboro, terlebih semenjak pandemi dimana sedikit wisatawan yang datang dan tidak mengetahui tentang perubahan ini. Karena area Malioboro terlanjur dikenal dengan deretan pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar pejalan kaki baik di barat maupun timur Jalan Malioboro.

Setelah sempat pesimis dan ragu untuk direlokasi ke Teras Malioboro 1 dan 2, PKL Malioboro kini lebih nyaman berjualan di lokasi baru. alun-alun penempatan tidak lagi terganggu oleh pejalan kaki, sehingga pembeli dapat memilih berbagai jenis oleh-oleh yang dijual lebih nyaman, meskipun ukuran bilik yang ditempati tidak terlalu besar. Awalnya, para pedagang kaki lima itu khawatir lapaknya akan sepi pengunjung jika pindah. Melihat banyak pengunjung keluar masuk teras Malioboro 1 bahkan rombongan turis datang. Tempat parkir juga penuh dengan kendaraan roda dua. Lantai pertama Teras Malioboro dipenuhi pedagang kaki lima, lantai 2 sudah mulai banyak terisi oleh pedagang, namun lantai 3 tidak begitu banyak pengunjung yang datang ke sana.

Terlepas dari kenyataan bahwa mereka memiliki eskalator dan lift, beberapa dealer mengatakan bahwa mereka yang berada di lantai atas kurang dapat menarik perhatian. Pada titik ini, hal yang paling penting adalah untuk dapat bertahan hidup, dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya lebih dari cukup. Meski jelas ada orang yang berjualan di jalan Malioboro pada hari tertentu, itu tidak sama.

Hal ini juga dikeluhkan oleh seorang pedagang pakaian yang berdagang di lantai 3 Teras Malioboro 3. Ia bercerita bahwa semenjak pandemi Covid-19 melanda dan pemindahan lokasi para pedagang di Malioboro, dagangannya kini menjadi sepi. Bahkan ia hanya bisa menjual dua sampai tiga baju dalam sehari, ini tentu sangat merugikan Tono sebagai pihak pedagang. Ia sangat merasakan dampak dari pandemi yang membuat wisatawan menjadi berkurang, tak seperti sedia kala. Terlebih ia harus membayar biaya listrik dan biaya lainnya yang tentu tidak tertutupi dengan penghasilannya dalam sehari saat berjualan pakaian di Teras Malioboro.

Namun, di samping banyaknya polemic dan pandemic Covid-19 yang terjadi, adanya perpindahan ini pun dapat mendatangkan rejeki bagi para penjual. Pedagang kaki lima Malioboro yang sudah menempati lokasi relokasi di Teras Malioboro 1 mengaku mampu memperoleh omzet yang lebih tinggi bila dibanding saat berjualan di area pedestrian. Lokasi penempatan baru di bekas gedung Bioskop Indra tersebut dinilai cukup nyaman untuk ditempati dan pedagang tidak lagi direpotkan untuk menutup barang dagangan dengan plastik apabila hujan turun. Selain itu, keberadaannya sebagai PKL pun sudah diakui legalitasnya dan berharap pemerintah daerah terus mengupayakan agar lokasi relokasi selalu ramai oleh wisatawan.

Terlebih ketika lebaran 2022 kemarin, momen itu tentu menjadi angin baru yang sangat segar dan juga merupakan semangat baru bagi para pedagang. Bagaimana tidak, setelah 2 tahun lamanya, pemerintah akhirnya mengeluarkan izin bagi para masyarakat Indonesia untuk kembali melaksanakan tradisi mudik ke kampung halaman masing-masing. Hal ini membuat banyak wisatawan yang kembali mengunjungi kota Yogyakarta sehingga penghasilan para pedagang kembali naik pada momen itu. Kondisi keramaian saat ini mendekati waktu normal atau sebelum datangnya pandemi Covid-19. Para pedagang kembali mendapatkan omset yang cukup besar dibandingkan dengan pada hari biasa, hasil penjualan dikatakan tidak menentu atau bahkan nihil pembeli karena daerah Malioboro terlalu sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun