Janda orang menyebutnya. Status itu ditujukan pada seorang wanita yang berpisah dengan suaminya, entah itu pisah secara sadar dalam kehidupan atau berpisah karena maut memisahkan.
Sebaliknya ada status "Duda" yang ditujukan pada seorang pria yang berpisah dengan istrinya, baik itu pisah secara sadar dalam kehidupan atau berpisah karena maut memisahkan.
Kedua status itu baik Janda maupun Duda akan dicabut ketika seseorang tersebut sudah menikah kembali bersama dengan pria atau wanita sebagai pendamping hidupnya di masa depan.
Nah, dari kedua status hubungan tersebut yang seringkali dipakai dan diperbincangkan lebih banyak yaitu status "Janda".
Jikalau diperbincangkan tentang hal-hal baik seperti janda itu sosok yang kuat, pejuang, dan mandiri, Â tidak masalah.
Dikatakan sosok yang kuat, pejuang dan mandiri karena ia mampu menghidupi, membesarkan, mendidik, memberi rasa aman, bahkan menjadi tulang punggung keluarga atau anak-anaknya sendirian tanpa bantuan sosok suami dalam kehidupan.Â
Namun realitanya di kalangan masyarakat sebaliknya, yaitu seringkali status "Janda" ini diperbincangkan lebih mengarah hal-hal negatif. Seperti janda itu sosok yang lemah, murahan, dan kesepian.
Dikatakan lemah, karena ia wanita sendirian dan ada kesan tidak laku.
Dikatakan murahan, karena ia wanita tidak ada pencari nafkah sehingga mudah diajak berkencan yang penting dapat uang.
Dikatakan kesepian, karena ia wanita single yang jarang dibelai dan butuh kehangatan.
Apakah anda pernah berpikir demikian pada mereka penyandang status Janda?Â