Kertas tak bertulang itu melayang bebas di bawah pintu rumah.
Pelan tapi pasti, ku buka, ku baca, dan ku mengambil hikmah.
Jatuh, tapi bukan jatuh cinta.
Namun ku jatuh, tenggelam dalam pusaran fakta.
Merenung panjang terjadi karena tak bisa secepat pantulan cahaya.
Keputusan tersulit pun terjadi meskipun sangat berbahaya.
Kuatkan mental, jiwa raga.
Karena bukan hatimu, namun hatiku yang harus terjaga.
Dua sejoli sedang menjadi raja dan ratu di malam yang hening.
Pernah sedekat itu namun kini menjadi orang asing.
Sisi egois dalam diri pun muncul dalam euforia.
Harusnya aku yang di sana, dampingi mu dan bukan dia.
Sengaja ku pelan kan langkah kaki  ku yang tak biasa pelan.
Ku jabat tanganmu, mendoakan mu berbahagia seakan tanpa beban.
Merpati pun tau, dua sejoli tak bisa kembali ke awal.
Karena selalu ada kata selamat, di setiap kata selamat tinggal.
Salam, @Alfira_2808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H