"Dia/kompasianer yang itu ke mana ya kok tumben tidak memberikan nilai artikel!"
Selanjutnya jika ada link atau lampu hijau untuk bisa japri (jalur pribadi) seperti bertukar nomor WhatsApp adn lain sebagainya, itu bisa untuk prospek lanjutan di luar penulisan.
Sedangkan jika berbicara mengenai Kompasianer lainnya yang menjadi idola penulis, adalah Kompasianer yang karyanya itu unik dan tidak berat untuk dibaca. Berat dalam hal ini dari segi pemilihan kata dalam penulisan.
Biasanya mereka yang menulis dengan bahasa yang dalam, di luar pengetahuan bahasa atau kata pada umumnya, adalah Kompasianer yang sudah tinggi ilmunya dalam hal penulisan.
Namun setiap orang berbeda kesukaannya. Penulis lebih suka dengan artikel-artikel ringan hingga memutuskan untuk mem-follow Kompasianer tersebut demi bisa terus mengikuti karya tulisnya.
Menurut penulis, mem-follow akun Kompasianer lainnya ada beberapa alasan:
- Tulisan atau karyanya dinantikan karena sering kali menarik untuk dibaca
- Tulisan Kompasianer tersebut sering terpilih menjadi Artikel Utama
- Kompasianer tersebut follower-nya sudah tinggi, jadi ikut-ikutan follow saja
- Sudah kenal di luar Kompasiana
- Sering memberikan nilai artikel dan komentar baik
Kalau Anda, mem-follow akun Kompasianer lainnya karena alasan yang mana?
Penulis sendiri jujur saja mem-follow akun Kompasianer lainnya karena poin nomor 5, yaitu sering memberikan nilai artikel dan komentar yang baik pada setiap artikel yang penulis tayangkan.
Atau Anda mempunyai alasan lainnya yang bisa ditambahkan? Boleh, silakan tulis opini Anda di kolom komentar.
Salam, @Alfira_2808