Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Keluarga Mempengaruhi Gaya Hidup Anak

18 Oktober 2020   03:30 Diperbarui: 18 Oktober 2020   03:30 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada anak kembar, sebut saja namanya Mawar dan Melati. Secara biologis mereka satu keturunan yang sama. Namun karena yang membesarkan budaya keluarganya berbeda, gaya hidup mereka pun juga berbeda.

Anak kembar tersebut dilahirkan oleh orang tua yang sudah mempunyai 4 orang anak. Ketika anak kembar ini lahir, bertambah pula anggota keluarganya yaitu menjadi anak ke-5 dan ke-6.

Suatu waktu ada orang tua lainnya sebut saja "Bude" yang masih ada hubungan keluarga, meminta izin pada kedua orang tua anak kembar tersebut agar bisa membesarkan salah satu dari mereka. Hal ini dilakukan karena Bude tidak bisa mempunyai keturunan karena ada something. Sehingga ia ingin mengadopsi salah satu dari anak kembar tersebut.

Karena kedua orang tua dari anak kembar tersebut memang sudah kewalahan anaknya sudah banyak, sehingga orang tua anak kembar tersebut memberikan izin adopsi pada Bude untuk membesarkan salah satu dari anak kembar mereka yang bernama Melati.

Karakter dan kebiasaan orang tua anak kembar itu yaitu pemarah, kalau bicara sangat keras, suka membentak, berbicara kata-kata jorok atau kasar, sombong dan tidak pernah beribadah. Sedangkan karakter dan kebiasaan Bude pengadopsi si Melati yaitu sabar, penyayang, kalem, sederhana dan ibadahnya rutin.

Mawar dan Melati meskipun anak kembar, namun sifat atau karakter hingga gaya hidup mereka pun berbeda. Mawar dibesarkan oleh keluarga yang karakter dan kebiasaannya seperti di atas, begitupun si Melati juga dibesarkan oleh karakter dan kebiasaan Bude seperti yang sudah disebutkan di atas.

Saat masih balita, tidak terlihat mencolok perbedaannya. Namun semakin besar tumbuh kembang mereka, semakin terlihat pula karakter dan gaya hidupnya. 

Mawar menjadi anak yang pemarah, bicaranya sangat keras, sering kali berkata jorok dan tidak sopan, terkesan sombong dan juga tidak beribadah. Hal ini secara tidak sengaja mawar dapatkan karena budaya kedua orang tuanya sendiri yang memang seperti itu sejak kecil. 

Sebaliknya Melati menjadi anak yang penyayang, ramah, kalem, sederhana, dan rajin beribadah. Nilai-nilai tersebut tidak sengaja ia dapatkan dari budaya keluarga Bude yang mengadopsinya sejak kecil.

Bahkan ketika mereka berdua Mawar dan Melati dipertemukan, sering kali tidak adanya kecocokan karena nilai-nilai kehidupan dan gaya hidup yang mereka dapatkan sejak kecil sudah berbeda walau mereka adalah anak kembar yang seharusnya bisa satu frekuensi.

Contohnya Nonton TV saja. Si Mawar suka nonton TV dengan volume yang sangat besar atau full volume. Sedangkan Melati yang mengetahui hal tersebut langsung mengecilkan volume TV tersebut karena bisa mengganggu orang lain. Adu argumen pun berlangsung di antara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun