Salah satu usaha yang banyak dilakukan para anak muda yaitu dengan mengenyam pendidikan. Mumpung masih muda, jangan sia-siakan kesempatan. Yang tidak bisa ditukar itu adalah pengalamannya, bagaimanapun tetap ada dan pasti ada perbedaan signifikan pada beberapa sisi orang yang berpendidikan atau tidaknya. Dari pada masa muda dibuat mabuk-mabukan, Â tawuran, dan hal-hal lainnya gak bermanfaat, mending larinya ke pendidikan saja yang jelas bermanfaat untuk masa depan kita.
Tidak bisa dipungkiri juga bahwa Indonesia ini masih menghargai sebuah lembar kertas atau yang bisa kita sebut dengan IJAZAH dan juga gelar yang kita miliki. Salah satu contohnya, kamu di perusahaan menjadi orang yang sangat rajin dan berpeluang akan kenaikan jabatan. Tapi jika ijazah kamu minim apa lagi tidak ada gelar, pastinya atasan masih akan mikir 2-3x untuk menaikkan jabatan mu di perusahaan.
Bisa jadi malah orang lain yang mendapatkan kenaikan jabatan tersebut karena ijazahnya yang tinggi dan sudah dianggap layak untuk dipromosikan naik jabatan. Kalau nunggu kamu yang masih baru mulai akan pendidikan lanjutan demi kenaikan suatu jabatan kan kayaknya gak mungkin perusahaan harus nunggu bertahun-tahun lagi padahal posisinya kosong atau urgent.
Saat inilah kamu akan merasakan bahwa pendidikan atau gelar itu penting. Karena ada suatu masa di mana kamu akan dipandang rendah kemampuannya karena ijazah kamu yang minim. Dan ada suatu masa pula kamu akan berusaha untuk membuktikan bahwa kamu juga bisa dengan cara menempuh pendidikan lanjutan lagi agar posisi dan kemampuanmu bisa dianggap.
Pada kelas S1, S2, S3, selain mahasiswa/i yang usianya masih muda, juga banyak orang yang relatif dewasa. Sekitar usia 40-50' an ke atas. Ketika ditanya motivasi untuk pendidikan lanjutan, jawabnya hanya mengejar Ijazah dan gelar untuk kenaikan suatu jabatan, untuk kenaikan gaji, atau setidaknya untuk kelanggengan suatu pekerjaan.Â
Mereka baru mengenyam pendidikan di usia yang seharusnya sudah tinggal fokus pada pekerjaan dan keluarga saja, namun ditambahi dengan pendidikan juga karena suatu tuntutan perusahaan. Dari sini saja sebenarnya sudah telat, kenapa gak dulu-dulu saja saat masih muda mengenyam pendidikan, dari pada saat sudah relatif dewasa tapi baru memulainya.Â
Tidak bisa dipungkiri juga bahwa banyak orang mengenyam pendidikan lanjutan itu karena memang ingin belajar, sebaliknya sebagian dari mereka juga hanya mengejar Ijazah dan gelar belaka, kemudian pengetahuan dan kemampuannya juga dipertanyakan?
Dan hal inilah yang sering kali dijadikan pengukuran banyak orang bahwa mereka yang ijazahnya tinggi belum tentu mampu melaksanakan amanah sesuai dengan gelar yang ia miliki. Banyak juga lulusan perguruan tinggi malah nganggur atau tidak punya pekerjaan. Sehingga banyak yang menarik kesimpulan oleh banyak faktor ini bahwa pendidikan itu gak penting. Lantas yang penting itu apa?
Ada ORANG DALAM yang bisa masuk ke perusahaan tersebut? Nyogok HRD nya? atau apa lagi nih...
Dunia management perusahaan itu tidak se lugu yang kamu kira. Banyak drama di dalamnya yang juga bikin kamu lelah bukan? Kamu yang mengirimkan lamaran kerja sesuai kualifikasi, ikut tes juga, dan lolos, tapi malah yang diterima orang lain karena faktor X.
Tidak semua para pencari kerja punya Orang Dalam yang bisa menolongnya bisa masuk perusahaan tersebut. Tidak semua para pencari kerja punya modal uang untuk masuk perusahaan tersebut. Tidak semua para pencari kerja pintar atau lolos uji tes masuk karyawan baru.