Mohon tunggu...
Alfira Andraini
Alfira Andraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPG Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang

Saya lulusan S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya yang melanjutkan program Pendidikan Profesi Guru di Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru yang Memerdekakan Siswa

24 Desember 2024   19:58 Diperbarui: 24 Desember 2024   19:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam lanskap pendidikan yang terus berkembang, peran guru semakin kompleks. Bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu memicu semangat belajar siswa. Konsep menjadi guru yang memerdekakan siswa, yakni mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri, semakin relevan dalam era digital ini. Guru yang memerdekakan siswa tidak sekadar mentransfer pengetahuan, melainkan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi dirinya. Mereka menjadi pembimbing yang membantu siswa menemukan minat dan bakat, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkannya. Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan pada siswa sebagai subjek belajar aktif.

Salah satu kunci menjadi guru yang memerdekakan siswa adalah dengan menciptakan kelas yang inklusif. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga guru perlu menyediakan berbagai metode pembelajaran yang menarik dan variatif. Penggunaan teknologi, proyek berbasis masalah, dan diskusi kelompok dapat menjadi alternatif yang efektif untuk mendorong partisipasi aktif siswa. Selain itu, guru juga perlu membangun hubungan yang positif dengan siswa, sehingga mereka merasa nyaman untuk bertanya, berpendapat, dan berkreasi. Guru yang memerdekakan siswa juga harus mampu mengelola kelas dengan efektif. Disiplin tidak hanya berarti memberikan hukuman, tetapi juga melibatkan siswa dalam membuat aturan kelas dan memberikan konsekuensi yang logis atas tindakan mereka. Dengan demikian, siswa akan merasa memiliki tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, konsep guru yang memerdekakan siswa semakin mendapat perhatian. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi guru untuk merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Guru dapat memilih materi pembelajaran yang relevan, menentukan metode pembelajaran yang paling efektif, dan menilai pencapaian siswa dengan cara yang lebih holistik. Menjadi guru yang memerdekakan siswa berarti memberikan kebebasan bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan minatnya masing-masing. Guru berperan sebagai fasilitator, bukan hanya sebagai pemberi materi, dengan menciptakan suasana belajar yang mendorong kreativitas, kemandirian, dan rasa ingin tahu siswa. Guru yang memerdekakan menghargai setiap siswa sebagai individu unik, memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi, berpikir kritis, dan bertanya tanpa takut salah. Ia mendampingi siswa dalam mengeksplorasi dunia, menumbuhkan empati, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Pembelajaran menjadi proses yang bermakna dan relevan, tidak sekadar transfer pengetahuan.

Dengan demikian, guru membantu membentuk karakter siswa yang berintegritas, mandiri, dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" --- di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Namun, menjadi guru yang memerdekakan siswa bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan komitmen yang tinggi, kesabaran, dan kemampuan untuk terus belajar dan berinovasi. Guru perlu mengikuti perkembangan pendidikan terkini, menjalin kerjasama dengan sesama guru dan orang tua, serta memiliki semangat untuk terus mengembangkan diri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun